SEPAKTAKRAW RIAU

PSTI Riau Gelar Simulasi, Persaingan Sengit Seperti Pertandingan Sebenarnya

Olahraga | Selasa, 29 Desember 2020 - 12:43 WIB

PSTI Riau Gelar Simulasi, Persaingan Sengit Seperti Pertandingan Sebenarnya
Para pemain sepaktakraw putra Riau foto bersama dengan pengurus PSTI Riau, tim pelatih, dan pengurus KONI Riau, beberapa waktu lalu. (HARY B KORIUN/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pengrov Persatuan Sepaktakraw Indonesia (PSTI) Riau mengadakan pertandingan simulasi untuk semua pemain yang dipersiapkan menghadapi PON 2021. Simulasi ini dibuat dengan sistem turnamen round robin, melibatkan PPLP Riau (pelajar) dan PPLKU Riau(mahasiswa). Nomor yang dipertandingkan hanya nomor regu dobel iven.

Pertandingan simulasi ini dimainkan di GOR Sepaktakraw Purna MTQ Pekanbaru, Senin-Rabu (28-30/12/2020).


Untuk putra, ada enam tim yang bertanding dengan masing-masing regu bermain lima kali. Sedang bagian putri, ada lima regu, dan masing-masingnya bermain empat kali. Masing-masing juara dan runner-up di klasemen akhir akan masuk grand-final untuk memperebutkan juara.

Kabid Binpres PSTI Riau, H Armon Yornes, menjelaskan, simulasi ini adalah salah satu bentuk evaluasi terhadap tim Riau yang dipersiapkan ke PON 2021 Papua. Dalam kondisi pandemi corona, para pemain tetap diwajibkan berlatih, baik secara individu maupun bersama-sama dalam Pelatda jangka panjang mulai November  2020.

"Dengan cara simulasi yang mirip kejuaraan yang sebenarnya ini, kami memantau kemampuan individu pemain maupun tim. Hasilnya akan kami jadikan evaluasi," jelas mantan pemain nasional ini.

Ditambahkan Armon, untuk memotivasi para pemain, PSTI juga menyediakan hadiah untuk juara 1 dan 2. Dia menganggap itu sebagai salah satu pemacu agar mereka tetap semangat berlatih di tengah prosedur kesehatan yang ketat akibat pandemi corona.

"Ini semacam 'kejuaraan' akhir tahun, karena selama setahun ini tak ada kejuaraan sepaktakraw resmi yang digelar di Indonesia," jelasnya lagi.

Simulasi ini juga mencari pasangan yang pas untuk para pemain, termasuk menaikkan level pemain-pemain muda yang baru bergabung dengan tim (yang saat PON 2016 Jabar belum berlangsung). Kata Armon, ini penting dilalukan untuk berjaga-jaga jika kondisi terburuk terjadi. Misalnya ada pemain cedera dan sebagainya.

"Makanya dalam simulasi ini, ada pemain yang biasanya di posisi killer (smesh), dijadikan feeder (pengumpan), atau sebaliknya. Kami coba-coba untuk membiasakan jika nanti dalam pertandingan sebenarnya ada situasi darurat," jelasnya.

Dalam pertandingan pertama Senin (28/12/2020), hal itu terlihat. Beberapa pemain seperti Mala Indah Sari (putri), Febri Saputra (putra) dan beberapa pemain lainnya  yang biasanya bermain sebagai killer, dijadikan pengumpan. Hasilnya juga cukup menjanjikan.

Motivasi pemain-pemain muda juga sangat kuat untuk mengalahkan para seniornya. Misalnya pemain-pemain pelajar PPLP bisa mengalahkan seniornya, baik yang di PPKU atau malah pemain yang pernah turun di PON.

"Simulasi ini bagus. Motivasi para pemain junior untuk menang sangat tinggi," ujar pelatih PPKU Riau, Cahyadi Thamrin.

Pelatih PON Riau 2016 di Jabar ini yakin masa depan sepaktakraw Riau masih menjanjikan jika para pemain terus memiliki motivasi untuk beprestasi tinggi. Dia berharap para pemain bisa sering turun di kejuaraan yang sebenarnya agar jam terbang mereka terus bertambah.

Pelatih kepala tim persiapan PON Riau, H Suhartoni, juga mengaku senang terjadi persaingan ketat antarpemain, baik senior dengan senior maupun senior dengan junior. Menurutnya persaingan seperti itu sangat positif.

"Semoga para pemain terus termotivasi untuk meningkatkan level permainannya hingga puncak pada PON 2021 nanti," ujar Suhartoni.

Laporan/Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook