JAKARTA (RP) - Indonesia memiliki target tinggi untuk mengirimkan sembilan wakil menuju Olimpiade London yang dihelat pada Agustus 2012 mendatang.
Namun, peluang itu sampai saat ini masih cukup berat mengingat prestasi pemain Indonesia yang labil dan bsia mengancam peringkat mereka.
Jika mengacu regulasi, sampai rangking per 22 Desember, Indonesia hanya bisa mengirimkan enam wakil. Masing-masing dua di tunggal putra, satu wakil di tunggal putri, satu wakil di ganda putra, satu wakil di ganda putri, dan satu wakil di ganda campuran.
Rinciannya, dua di tunggal putra adalah atas nama Simon Santoso (rangking 7) dan Taufik Hidayat (12). Mereka bisa mewakili Indonesia karena syarat suatu negara bisa mengirimkan dua wakil ke kualifikasi Olimpiade adalah memiliki wakil di peringkat 16 besar dunia.
Di tunggal putri tak berbeda jauh dengan tunggal putra. Tapi, karena Indoensia tak memiliki satu wakil pun di peringkat 16 besar, maka mereka hanya mungkin diwakili dengan jatah wild card alias menunggu jatah 38 kuota peserta tunggal putri terlengkapi dengan syarat peringkatnya lebih baik dari negara lain yang mungkin mendapatkan jatah wild card pula.
Jika tidak, bukan tidak mungkin Indonesia tanpa wakil.
Di ganda putra, hanya Mohammad Ahsan/Bona Septano saja yang memastikan diri lolos karena peringkat mereka terbaik dari ganda putra Indonesia lainnya, yakni peringkat tujuh dunia. Indonesia memiliki peluang menambah satu wakil seandainya ada dua wakil di peringkat delapan besar .
Nah, Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto berharap Markis Kido/Hendra Setiawan mampu memaksimalkan sisa empat bulan perhitungan kualifikasi dengan baik. Sehingga, mereka bisa menemani Ahsan/ Bona di peringkat delapan besar.
“Kalau melihat waktunya, ini masih mungkin. Demikian juga di ganda putri dan ganda campuran, masih ada peluang mengirimkan dua wakil. Karena itu kami coba untuk maksimalkan,” terangnya.
Di ganda putri, sejauh ini posisi paling aman adalah di tangan ganda utama Pelatnas Cipayung, Meiliana Jauhari/Greysia Polii (peringkat 8). Peluang menambah wakil terbuka seandainya Vita Marissa/ Nadya Melati (12) dan Anneke Feinya/ Nitya Krishinda (18) bisa menembus delapan besar dunia.
Di sisi lain, Meiliana/Greysia juga bisa terus mendongkrak peringkatnya sehingga tidak saling bunuh merebut posisi delapan. Di ganda campuran, meski memiliki Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di empat besar, peluang untuk menambah satu wakil lagi masih cukup berat. Pasalnya, pasangan yang peringkatnya paling dekat dengan delapan besar, Fran Kurniawan/Pia Zebadiah (13) sudah dipecah oleh Pelatnas.
Peluang untuk mengejar delapan besar ada di tangan pasangan Nova Widianto/Vita Marissa (19) dan M Rijal/Debby Susanto (20). Jika Rijal/Debby mampu tampil konsisten dan terus menembus empat besar dalam super series atau menembus final di level Grand Prix Gold sampai akhir April nanti, bukan tidak mungkin mereka bisa menembus delapan besar.
Sejauh ini, Cina adalah salah satu negara yang paling besar menempatkan wakilnya sebagai jaminan lolos ke Olimpiade. Di tunggal putra mereka memiliki dua wakil, bisa menjadi tiga wakil jika tiga pebulutangkis mereka bisa menembus empat besar.
Di tunggal putri Cina cukup dominan, sebab, tiga wakil menjadi jaminan di Olimpiade karena dalam setahun terakhir mereka bisa menempatkan tiga wakilnya di peringkat empat besar. (aam/das)