MILAN (RIAUPOS.CO) - Allenatore Stefano Pioli, sedang berada di ujung tanduk setelah AC Milan kalah memalukan 1-3 dari Borussia Dortmund dalam lanjutan Liga Champions di San Siro. Bermain di depan publik sendiri pada Rabu (29/11/2023) dini hari WIB, AC Milan punya misi raih tiga poin untuk mengamankan langkah mereka di Liga Champions. Sayang, asuhan Stefano Pioli justru kalah dengan skor 1-3.
Kekalahan ini mengakibatkan fans AC Milan marah dengan tim kesayangan mereka. Pasalnya, peluang lolos ke fase knockout menipis. Untuk bisa lolos cukup berat. Pada matchday terakhir, Milan bertandang ke markas Newcastle United dan harus menang. Selain itu, Milan berharap PSG kalah dari Dortmund.
AC Milan sejatinya punya momentum sejak awal laga. Baru beberapa menit berselang, mereka mendapatkan penalti akibat handball salah satu pemain Dortmund. Sayang, tendangan penalti Olivier Giroud berhasil ditepis Gregor Kobel dengan mudah.
Dortmund akhirnya berhasil unggul lebih dulu melalui penalti Marco Reus pada menit ke-10 usai Bynoe-Gittens dilanggar di kotak terlarang. Sempat menyamakan kedudukan dari sepakan Chukwueze pada menit ke-37, AC Milan akhirnya mengakui keunggulan Borussia Dortmund lewat gol Bynoe-Gittens dan Karim Adeyemi.
Dilansir dari Football Italia, Pioli mengungkapkan kekecewaannya di depan awak media.
“Ini malam paling mengecewakan bagi kami. Kami tahu ini kesempatan besar dan itu membebani kami. Sekarang tugas kita berangkat ke Newcastle dengan bermain apik dan meraih kemenangan,” tutur Pioli dilansir dari Football Italia.
Ketika ditanya bagaimana perasaan pendukung AC Milan, Pioli memakluminya.
“Sulit bagaimana saya mengatakannya. Saya juga merasa penggemar tidak membutuhkan kata-kata. Mereka berhak marah dengan apa yang kami tampilkan di lapangan,” lanjut Pioli.
Pioli punya tanggung jawab besar menjaga asa AC Milan tetap berkompetisi di Eropa. Kemenangan atas Newcastle pada 14 Desember mendatang akan menjadi modal besar mereka sekaligus menunggu hasil antara PSG melawan Borussia Dortmund.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman