DOHA (RIAUPOS.CO) – Fase grup Piala Dunia kali ini punya tren unik pada masing-masing matchday. Pada matchday pertama, beberapa wakil Asia jadi sorotan ketika menumbangkan tim-tim raksasa seperti Argentina dan Jerman.
Matchday kedua giliran beberapa wakil Afrika yang naik daun ketika mengalahkan tuan rumah Qatar dan Belgia. Itu belum termasuk Ghana yang mengalahkan Korea Selatan dan Kamerun yang tampil heroik kemarin ketika memaksakan seri 3-3 melawan Serbia meski sempat tertinggal 1-3.
Nah, beban wakil Benua Hitam untuk melanjutkan teror mereka berlanjut pada matchday pemungkas. Malam ini di Grup A, Senegal dituntut mengalahkan Ekuador untuk menggaransi satu tiket ke fase knockout (siaran langsung mOji/Champions TV World Cup 1/Vidio pukul 22.00 WIB).
Apalagi, bagi Singa Teranga (julukan Senegal), harapan untuk melenggang ke fase knockout cukup besar. Status sebagai juara Piala Afrika 2021 yang digelar awal tahun ini jadi penyebabnya. Empat tahun lalu, Senegal juga nyaris lolos ke fase knockout berbekal satu kali menang dan sekali seri pada dua matchday awal.
Tetapi, meski hanya perlu seri pada matchday pemungkas kontra Kolombia, mereka malah kalah 0-1 yang berujung gagal lolos dari fase grup.
’’Pada 2018, kami hanya mencari hasil seri untuk aman. Tetapi, gagal. Dan, hal semacam itu tidak akan terulang besok (perlu menang, red),’’ papar pelatih Senegal Aliou Cisse seperti dilansir Sky Sports.
Kegagalan empat tahun lalu jadi noda Cisse, yang kala itu menjalani debut Piala Dunia sebagai pelatih. Padahal, sebagai pemain, dia sudah berpengalaman ketika menjadi kapten Senegal melaju hingga perempat final pada edisi 2002.
Memori dua dekade silam tersebut menjadi motivasi Kalidou Koulibaly dkk jelang melawan Ekuador. Kala itu, mereka mampu lolos ke fase knockout menemani Denmark dengan tidak terkalahkan dalam tiga matchday fase grup. Salah satu kejutan terbesarnya adalah ketika mengalahkan juara bertahan Prancis 1-0 pada laga pembuka.
Tapi, motivasi Ekuador tak kalah besar. Mereka mengusung target lolos kali kedua ke fase knockout dalam empat kali partisipasi Piala Dunia. Kali pertama dan terakhir Ekuador merasakan knockout pada edisi 2006. Apalagi, mereka hanya perlu hasil seri. Momen yang kini berusaha mereka duplikasi.
Spirit Ekuador berlipat lantaran kapten Enner Valencia dikabarkan bisa bermain meski belum pulih 100 persen dari cedera lutut. Cedera itu didapat ketika menahan imbang Belanda 1-1 pada matchday kedua (25/11).
’’Dia ingin berada di sana (main melawan Senegal, red) dan, tentu saja, kepemimpinannya selalu kami butuhkan. Jika nantinya dia tidak siap jadi starter, kuharap dia bisa main sebagai pengganti. Dan aku yakin dia bisa,’’ ujar pelatih Ekuador Gustavo Alfaro.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman