BANDUNG (RP) - Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP) Unpas makin digandrungi mahasiswa asing, bahkan saat ini sudah ada beberapa mahasiswa asing yang belajar di beberapa jurusan di FKIP Unpas dan terbanyak di jurusan Bahasa Indonesia.
“Adanya mahasiswa asing menunjukkan jika Unpas bukan hanya milik Jabar atau juga Indonesia. Tetapi sudah menjadi milik dunia internasional. Sebelumnya jumlah mahasiswa kita 1.059 orang dengan 4 orang asing dan tahun ini bertambah, 1.241 mahasiswa baru dan sekitar 10 mahasiswa asing," ungkap Dekan FKIP Unpas, Dadang Mulyana.
Itu juga dikatakan Dadang sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas Unpas sebagai kampus yang sudah dikenal oleh luar negeri. Sehinga sudah selayaknya jika keanekaragaman budaya dari berbagai negara serta budaya Indonesia ditampilkan dalam pembekalan terhadap mahasiswa, sebagai salah satu bentuk bentuk kebhinekaan. “Bahkan semua mahasiswa diminta untuk menunjukkan budaya masing-masing daerah untuk kemudian dipadukan dengan budaya dan tradisi Sunda,” paparnya.
Ditambahkannya, Pasundan memang mengusung budaya Sunda, tetapi yang dikembangkan bukan budaya Sunda dalam artian sempit. Sunda yang dikembangkan adalah konsep dan nilai keSundaan. Sehingga dari suku bahkan negara manapun bisa masuk.
“Saat ospek kemarin mahasiswa diminta menggunakan pakaian dan membawa budaya masing-masing daerah, kita kolaborasikan dengan budaya dan tradisi Sunda. Jadi kami ingin memunculkan ospek yang berbhineka tunggal ika," paparnya.
Sementara itu, Xu Tingjing (Stella), Liuo Xuesheng (Leo) dan Xiao Shan Shan (San san) mahasiswa FKIP Jurusan Bahasa Indonesia Unpas mengatakan jika untuk bisa menguasai bahasa Indonesia mahasiswa asal Kota Nanin Cina ini justru hijrah dari negara asalnya menuju tanah air.
“Waktu pertama belajar, untuk bisa mengucapkan huruf R saja butuh waktu satu bulan. Setiap hari saya berlatih supaya cepat bisa, bilang R terus menerus sampai akhirnya bisa,”kata Stella,2 tahun saat ditemui di Gedung Rektorat Unpad Jalan Setiabudi Kota Bandung.
Dalam bahasa CIna kata Stella tidak ada kata yang menggunakan huruf R kalaupun ada huruf R nya tidak dibaca. Sehingga saat belajar bahasa Indonesia penguasaan huruf ke 18 dalam susunan abjad ini merupakan hal yang paling sulit.
Stella yang juga masik keturunan Subang ini mengatakan motivasinya belajar bahasa Indonesia karena ingin bisa berkomunikasi secara lancar terutama saat berada di rumahnya. Karena masih keturunan Indonesia sehingga orang tua Stella berbicara dalam bahasa Indonesia.
“Awalnya karena itu, tapi akhirnya muncul motivasi untuk lebih paham bahasa Indonesia sampai akhirnya saya belajar di sini(Indonesia). Orang tua juga mendukung sehingga semakin besar keinginan belajar,”katanya.(tie)