(RIAUPOS.CO) - Sriwijaya FC menjalani laga kandang pada pekan ke-18, Ahad (29/7), menjamu Borneo FC. Namun, Laskar Wong Kito justru harus menguras kocek sebesar Rp400 juta. Itu karena Sriwijaya FC tak bisa bermain di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) dan Bumi Sriwijaya sehingga harus menyewa stadion lain.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin peribahasa itu pantas untuk Sriwijaya FC. Ditengah kisruh intern akibat finansial yang berujung hengkangnya 8 pemain ditambah jajaran pelatih, Laskar Wong Kito harus terdepak dari Palembang saat menjalani pertandingan kandang.
Seperti diketahui, menjamu Borneo FC, Yu Hyun Koo cs harus mengungsi ke Stadion H Agus Salim, Padang. Stadion GSJ dan Stadion Bumi Sriwijaya harus steril tak boleh dipakai hingga perhelatan Asian Games 2018 selesai.
Dengan pemindahan laga tersebut, Sriwijaya FC harus menggelontorkan dana sekitar Rp 400 juta. Rinciannya, Rp 150 juta untuk biaya pelaksanaan pertandingan. Mulai dari sewa stadion, kepanitiaan, dan lainnya. Sisanya untuk biaya transportasi dan akomodasi pemain dan lainnya.
‘‘Jadi total anggaran yang harus dikeluarkan sekitar Rp 400 juta,” kata Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), Faisal Mursyid.
Sementara itu, jika bermain di Palembang, lanjut Faisal hanya butuh dana sekitar Rp100 juta sekali pertandingan. Itupun masih mendapat dana tambahan dari penjualan tiket.
“Di sana (Padang, red) kami juga cetak tiket. Tapi, hanya sekitar 2.000 tiket. Kami belum tahu antusias masyarakat Padang terhadap Sriwijaya FC. Kalau lawan Semen Padang mungkin tiket banyak laku. Tapi ini bukan,” imbuhnya.(epr/jpg/jpc)