Latihan, Pemain PBR Meninggal karena Serangan Jantung

Olahraga | Senin, 29 Juli 2013 - 08:47 WIB

BANDUNG (RP) - Di tengah hingar bingar kedatangan klub-klub besar Eropa Ke Indonesia, berita duka menyelimuti sepakbola Tanah Air.

Pemain asing Pelita Bandung Raya (PBR), Camara Sekou, meninggal dunia setelah mendapat serangan jantung saat menjalani latihan di Stadion Siliwangi, Bandung, Sabtu (27/7) malam lalu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Direktur PT Kreasi Performa Pasundan, pengelola PBR , Marco Gracia Paulo menceritakan bahwa kejadian kolapsnya Camara terjadi saat sesi latihan game.

Di tengah latihan, pemain asal Mali itu tiba-tiba terjatuh dan pingsan. “Saat itu dia tiba-tiba jatuh sendiri, tanpa ada benturan,” katanya, Ahad (28/7).

Setelah jatuh Camara sempat mendapat pertolongan pertama, namun dia tidak kunjung memberikan respon. Karena itu, tim medis dan pelatih yang saat itu ada di lapangan, memutuskan membawanya ke rumah sakit terdekat, RS Halmahera Siaga.

Setibanya di rumah sakit yang berjarak hanya sekitar lima menit dari Stadion Siliwangi itu, Camara langsung ditangani oleh dokter yang praktek saat itu, dokter Darma Wijaya.

Tetapi meski sudah berusaha keras ia tak tertolong lagi dan dinyatakan meninggal oleh dokter sekitar pukul 23.48 WIB.

Sayang, saat dikonfirmasi Dokter Darma memilih bungkam dan enggan menemui saat JPNN ke kantornya. Alasannya, sudah ada kesepakatan dengan manajemen PBR jika ada yang bertanya tentang kasus Camara untuk langsung langsung berkoordinasi dengan Marco.

Meski meninggal di RS Halmahera Siaga, jenazah pemain 28 tahun itu tak disemayamkan di sana, jenazah langsung disemayamkan di rumah duka Jalan Surya Kencana, Bandung, Ahad dini hari.

Sesuai rencana, Senin (29/7) hari ini jenazah Camara akan langsung diterbangkan ke negaranya.

Marco mengatakan saat ini manajemen PBR sedang mengurus dokumen yang berkaitan dengan pemulangan jenazah Camara. Dia juga menegaskan semua biaya menjadi tangungan PBR termasuk santunan untuk keluarga Camara.

Bukan hanya biaya pemulangan, manajemen juga menjanjikan untuk melunasi sisa gaji pemain yang baru bergabung ke PBR pada jeda musim ISL, Mei lalu.

“Namun, sampai saat ini pihaknya belum memutuskan apakah akan membayar sisa gaji itu tiap bulan atau langsung diakumulasi sampai akhir musim.

“Nanti gajinya akan kami serahkan langsung ke ibunya. Kami akan membayarkan semua hak pemain, seperti yang selama ini selalu kami lakukan,” paparnya.

Sementara itu, asisten pelatih tim PBR menceritakan kronoligis yang lebih detail terkait meninggalnya Camara. Menurut dia, pemain yang berposisi sebagai striker itu sudah terlihat tak bernyawa saat berada di lapangan.

Dia mengetahui secara langsung detik tiap detik kejadian mulai dari sebelum pingsan dan sampai akhirnya jenazahnya dimandikan. Latihan pada hari itu, memang sedikit terlambat dari jadwal pukul 21.00 tapi akhirnya dimulai pada 22.15 WIB

“Karena macet, akhirnya sampai Stadion telat dan mulai latihannya nya lebih malam,” tutur Mustaqim.

10 menit menjelang usai, sekitar pukul 23.15, latihan masuk pada sesi game. Saat itu, Mustaqim yang menjadi wasit memberikan tendangan bebas untuk tim Camara.

Tiba-tiba, dia melihat Camara terjatuh saat tendangan bebas akan dilakukan. Saat itu, Camara sedang tidak terjaga oleh pemain dan tidak terjadi benturan apapun.(aam/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook