JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA, dulu bernama Gedebage) sejatinya dibangun untuk dijadikan sebagai arena utama PON 2016 Jawa Barat (Jabar). Namun apa lacur, stadion terbesar di Jabar ini justru jadi pesakitan oleh Bareskrim Polri karena ditengarai ada mark-up dalam pembiayaannya setelah dieketahui kontruksi bangunannya terkesan asal jadi.
Riaupos.co yang datang ke sana pada Oktober 2015 lalu melihat beberapa kecacatan kontruksi. Selain di beberapa dinding retak, konstur tanahnya juga menurun hingga 75 cm. Padahal ketika kita berada di dalam stadion, terlihat bangunan stadion modern seperti halnya Stadion Utama Riau. Selain sama-sama megah, kesamaan lainnya dua stadion ini adalah sama-sama terbengkalai karena kasus hukum.
Meski sebuah tim dibentuk untuk melakukan uji kelayakan, dan kemudian diputuskan bahwa Stadion Gedebage layak pakai, namun Bareskrim tetap tak mau tahu. Mereka berkilah bahwa jaminan keselamatan adalah hal yang utama. Menurut polisi, Gedebage tak layak pakai karena bisa saja runtuh saat ribuan orang berada di dalamnya.
Namun, pemerintah Provinsi Jabar dan Kota Bandung tetap bekerja keras agar salah satu ikon Bandung itu bisa dipakai dalam PON 2016 nanti. Perjuangan mereka kini sampai ke Bareskrim Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan didampingi Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil sambangi Bareskrim Mabes Polri, Kamis (28/1).Kedatangan mereka untuk mengupayakan agar Stadion Gelora Bandung Lautan Api bisa direnovasi untuk penyelenggaraan PON 2016.
Menurut Ridwan Kamil, pihaknya memerlukan izin dari penyidik lantaran stadion tersebut masih menjadi barang bukti bagi polisi untuk menyelidik dugaan korupsi.
“Jadi kan kita lagi perjuangkan pembukaan dan penutupan PON pakai Stadion GBLA atau Gedebage. Kalau Bareskrim kasih clearence. Saya bisa beres-beres renovasi stadionnya untuk dipakai pembukaan PON,” ujar Ridwan Kamil di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta.
