Thailand tanpa Dua Pemain Kunci

Olahraga | Selasa, 28 Desember 2021 - 11:23 WIB

Thailand tanpa Dua Pemain Kunci
Theerathon bunmathan (ISTIMEWA)

SINGAPURA (RIAUPOS.CO) - Thailand tidak bisa mengandalkan Theerathon Bunmathan saat melawan Indonesia pada leg pertama final Piala AFF 2020, Rabu (29/12). Full back senior berusia 31 tahun itu terpaksa absen setelah selalu menerima kartu kuning pada dua laga semifinal kontra Vietnam.

Absennya Theerathon tentu menjadi kerugian besar bagi tim Gajah Perang. Pasalnya, bintang Buriram United itu merupakan salah satu pemain kepercayaan pelatih Thailand, Alexandre Polking. Theeraton telah bermain dalam empat laga Piala AFF 2020 dari fase grup hingga semifinal.


Eks pemain Yokohama F. Marinos itu juga selalu bermain penuh selama 90 menit. Kehadiran Theeraton membuat Thailand mampu mengemas tiga clean sheet di turnamen antarnegara Asia Tenggara ini.

Thailand sepertinya bukan hanya kehilangan Theeraton di semifinal leg pertama nanti, kiper Chatchai Budprom juga harus menepi karena mengalami cedera saat melawan Vietnam. Hal itu diungkap langsung oleh pelatih Thailand, Alexander Polking. Pria keturunan Brasil-Jerman tersebut cukup terpukul dengan cedera yang dialami Chatchai.

"Kabar sedih bagi Thailand. Kami kehilangan Chatchai yang mengalami cedera dan tampaknya cukup parah," terang Polking dikutip dari Siam Sport.

Hingga kini, Federasi Sepakbola Thailand (FAT) belum mengonfirmasi seberapa lama Chatchai Budprom absen, tetapi yang jelas dia akan absen pada dua leg final Piala AFF 2020. Leg pertama final Piala AFF 2020 akan berlangsung Rabu (29/12), kemudian leg kedua bergulir Ahad (1/1).

Di sisi laian, gelandang serang Thailand Chanathip Songkrasin kerap menjadi mimpi buruk bagi setiap lawan. Vietnam selaku juara bertahan Piala AFF 2020 menjadi korban terakhir keganasan pemain kelahiran 5 Oktober 1993 itu. Pada semifinal leg pertama, Chanathip mengemas brace ke gawang Vietnam pada menit 14’ dan 23’.

Pemain Hokkaido Consadole Sapporo, bahkan nyaris mencetak hattrick andai tendangan penaltinya jelang laga bubar tidak ditepis kiper Vietnam, Nguyen Manh. Chanathip memang menjadi kepingan puzzle tak terpisahkan di timnas Thailand meski dia baru bergabung dua hari setelah Piala AFF 2020 bergulir.

Pemain dengan tinggi badan 157 cm itu bermain sangat taktis. Umpan-umpan ciamiknya acap kali memanjakan para pemain depan Thailand yang dihuni Teerasil Dangda dan Pathompol Charoenrattanapirom.

Chanatip bukan hanya dipuji publik Thailand. Penampilan impresifnya bersama Consadole Sapporo mengundang decak kagum penggemar Liga Jepang. Dia, bahkan dijuluki sebagai Lionel Messi dari Thailand.

Tercatat, dari 128 penampilannya di J-League, pemain kelahiran Nakhon Pathom, Thailand itu telah membuat 16 gol. Pergerakannya yang licin bak belut layak menjadi perhatian khusus pemain belakang timnas Indonesia. Sebab, Chanatip pernah jadi momok Indonesia saat final Piala AFF 2016. Satu operan kunci dari pemain 28 tahun itu berhasil dikonversi menjadi gol oleh Siroch Chatthong dan membawa Thailand menang 2-0 di kandang.

Gajah Perang akhirnya menjadi juara Piala AFF 2016 karena unggul agregat 3-2 atas Indonesia. Itu juga jadi gelar kelima bagi Thailand setelah sebelumnya berjaya pada 1996, 2000, 2002, dan 2014.

Patut dinantikan, bagaimana cara para pemain belakang Indonesia menghentikan Chanathip Songkrasin pada leg pertama Piala AFF 2020, Rabu (29/12) mendatang. Jika mampu menghentikan pergerakan Chanatip, bukan tidak mungkin pasukan Garuda mampu mencuri kemenangan pada leg pertama nanti.(jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook