DALLAS (RP) - Dallas Mavericks sudah jelas bukanlah tim yang sama seperti tahun lalu. Dua kekalahan beruntun di kandang dalam dua hari, membuat juara bertahan ini sangat diragukan untuk mempertahankan gelarnya.
Setelah dibantai Miami Heat di laga perdana NBA musim ini, Mavericks kembali kalah atas Denver Nuggets dengan skor telak 93-115 di American Airlines Center, Selasa (27/12).
Sejumlah analis NBA sejak mula memang memprediksi Mavericks tidak akan berbicara banyak pada musim ini. Alasannya, roster tim milik Mark Cuban ini tidak segarang dan sedalam musim lalu.
Pemain-pemain dengan tipikal defense yang kuat macam center Tyson Chandler dan guard DeShawn Stevenson memilih hijrah ke New York Knicks dan New Jersey Nets.
Padahal siapapun ingat bahwa dua pemain inilah yang membuat Mavs -julukan Mavericks- mampu membuat superstar Heat LeBron James dan Dwyane Wade mati kutu pada partai final musim lalu.
Ini masih diperparah dengan pindahnya forward Caron Butler ke Los Angeles Clippers dan guard JJ Barea ke Minnesota Timberwolves.
Hengkangnya dua pemain ini (terutama Barea) terlihat benar dalam skema offense Mavericks. Saat ini, praktis, hanya guard Jason Terry yang memiliki kemampuan menerobos pertahanan lawan dengan kecepatan dan drive-nya ke painted area.
Kedatangan Lamar Odom (Los Angeles Lakers) dan Vince Carter (Phoenix Suns) sama sekali tidak mencukupi untuk menambal lubang mengaga pada pertahanan Mavericks.
Ini terlihat jelas saat Ty Lawson dari Denver Nuggets mengacak-acak defense sang juara. Guard bertinggi 180 sentimeter itu merajalela menjadi top skor timnya dengan torehan 27 poin, 4 rebound, dan 4 assist. Selain Lawson, empat pemain Nuggets juga menyumbang dua digit poin.
Tanda-tanda kekalahan Mavericks sudah terlihat sejak akhir kuarter kedua. Saat itu Dirk Nowitzki dkk sudah tertinggal jauh hingga 27 poin.
“Kami terlihat sangat tua dan lambat. Kami kehilangan bentuk. Kombinasi ini sangat buruk sekali,” keluh bintang utama Mavericks Dirk Nowitzki seperti dilansir Associated Press.
Dalam pertandingan itu, pemain 33 tahun asal Jerman itu sejatinya tidak tampil terlalu buruk. Dia menjadi top scorer dengan 20 poin. “Saya masih berfikir bahwa tim ini memiliki potensi. Tetapi jujur saja, saat ini kami amat terpojok,” lanjutnya.
Keluhan yang sama datang dari forward Shawn Marion. Tidak seperti biasanya, Marion tampil jelek dengan hanya menyumbang dua poin. “Kami tidak nyaman satu dengan lainnya. Kami akan berusaha menyesuaikan diri. Kalau tidak, tim ini akan babak belur,” katanya.
Sementara itu, Los Angeles Lakers belum bisa lepas dari bayang-bayang kekalahan. S
etelah ditundukkan Chicago Bulls sehari sebelumnya, Kobe Bryant dkk kembali takluk kali ini atas Sacramento Kings (100-91). Rekor 0-2 di laga pembuka NBA menjadi rekor terburuk Lakers sejak musim 2002-2003.
Meski begitu, sang mega bintang Kobe Bryant sama sekali tidak khawatir dengan rentetan kekalahan itu.
“Tidak sama sekali tidak. Saya tidak membacanya sebagai sebuah pertanda buruk. Meski orang lain menganggapnya demikian. Kami akan melaju dan lebih baik lagi,” ujarnya kepada AP.
Menghadapi Kings, Kobe sebetulnya mampu tampil baik. Dia berhasil menjadi pendulang angka terbanyak timnya dengan 29 poin.
Kobe menambahkan kehadiran pelatih baru Mike Brown dari Cleveland Cavaliers membuat timnya melakukan banyak penyesuaian.(nur/das)