PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI belum memberikan sanksi terhadap PSPS terkait suporter yang menyalakan flare dan kerusuhan di tengah laga PSPS jamu PSMS Medan di Stadion Utama Riau, Kamis (22/9) pekan lalu. Namun, manajemen PSPS sudah memutuskan laga kandang melawan Karo United pada 1 Oktober mendatang tanpa penonton.
Tak hanya itu, manajemen "lari"dari Riau dan memindahkan laga ini ke Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara. "Dilampirkan di sini. Bentul perubahan dari Stadion Utama Riau. Kita akan bermain di Deli Serdang (lawan Karo United),"ujar Presiden PSPS Riau Norizam Tukiman, Selasa (27/9).
"Alasan kenapa pertandingan dialihkan ke Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam, Sumut karena setelah di Aceh kita pulang balik jadi itu yang paling dekat dan paling sesuaikan. Sebab kita hemat tenaga, selain itu waktu yang mendesak," tambahnya.
Dikatakan Norizam, hingga kemarin Afiful Huda dan kawan-kawan latihan di Aceh. Pria yang akrab dipanggil Bos Zam ini memastikan laga melawan Karo United nanti tanpa penonton. "Mungkin kita bermain tanpa ada penonton karena kita tak mau ada perkara anarkis yang mengacau konsentrasi dan memberi tekanan kepada pemain,"ujarnya.
Lantas apakah ke depan pindah homebase dari Stadion Utama Riau? "Untuk saat ini kita fokus menghadapi Karo United dulu. Dan untuk putaran yang kedua kita masih lihat di mana homebase PSPS Riau. Sebab kita melihat fans-fans PSPS Riau terlalu anarkis di sini," kata Norizam.
"Saya ingin fans itu benar. Dan saya juga senang dengan kritikan. Tetapi perkara-perkara anarkis yang dilakukan fans-fans yang tidak benar ini akan mengganggu manajemen, maupun konsentrasi pemain," ujarnya.
Sementara itu, salah satu suporter PSPS Riau Dolly mengatakan, karakter suporter (ultras) itu adalah idealis, independen, dan kritis. "Jadi, kejadian yang terjadi saat PSPS kontra PSMS adalah salah satu bentuk kami mengkritisi keadaan tim PSPS Riau,"ujarnya.
"Kami juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Riau atas kejadian kemarin karena memang itu sesuatu yang tidak kita inginkan. Tetapi memang itu bagian dari kritik, tetapi kami tidak menyesali karena memang itu memang bagian dari kritikan kami," ujar Dolly.
Lebih lanjut dikatakannya, mereka sesali adalah Presiden Klub Norizam Tukiman tidak pernah membuka ruang diskusi pada siapapun. "Menurut kami Norizam Tukiman ini tidak mau berbenah," ujarnya.
Di sisi lain, pemindahan homebase sementara ini juga ada kaitan dengan tunggakan pembayaran retribusi pemakaian Stadion Utama Riau. Diketahui manajemen PSPS belum membayar retribusi pemakaian Stadion Utama Riau baik untuk pertandingan maupun latihan selama dua bulan yakni Agustus dan September 2022. Total tagihan yang harus dibayar Rp221 juta.
Seperti diketahui retribusi pemakaian Stadion Utama Riau adalah Rp100 juta untuk satu kali pertandingan. "Benar yang untuk hal retribusi itu, kita belum bayar lagi sebab kita nak conform kan jumlahnya. Utang retribusi itu, kita ada bayar per bulan. Untuk bulan Juli sudah dibayar. Cuma bulan Agustus belum,"ujar Norizam Tukiman.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadispora) Riau Boby Rachmat mengatakan berdasarkan hasil pertemuan dengan manajemen PSPS, Senin (26/9), disepakati PSPS bersedia membayar tunggakan retribusi dan mengganti kerusakan fasilitas stasdion akibat kerusuhan yang terjadi saat PSPS menjamu PSMS lalu.
Pada pertemuan digelar pada Senin (26/9) di Aula Dispora Riau tersebut. Pihak PSPS Riau diwakili Agung Hasbul W dan Nanang Andideris. "Hasil pertemuan semalam (Senin, red) kita sepakati persoalan retribusi dan kerusakan kursi stadion harus selesai sebelum 1 Oktober," ujar Boby Rachmat, Selasa (27/9).
Boby juga menegaskan soal 579 kursi yang rusak parah menjadi tanggungjawab pihak PSPS. Sebab yang melakukan kerja sama peminjaman stadion dengan Dispora Riau adalah pihak PSPS.
Untuk diketahui, PSPS saat ini tidak lagi bisa menggunakan Stadion Utama untuk pertandingan selanjutnya pada lanjutan kompetisi Liga 2 menghadapi Karo United pada 1 Oktober, mendatang.
Dispora berkomitmen tidak akan mengizinkan lagi penggunaan Stadion Utama Riau untuk laga selanjutnya jika fasilitas yang rusak tidak segera dilakukan perbaikan.
"Kita sudah komitmen agar selesaikan dulu semuanya, nanti baru kita izinkan. Karena tidak mungkin kan nanti menumpuk-numpuk malah menjadi beban bagi kita kan," ucapnya. "Mereka meminjam baik-baik, ya kita juga etikat baik juga kita. Jadi nanti jangan sampai ada pembiaran," sambungnya.(das/dof)