Laporan JPNN, Jakarta
BALAPAN MotoGP San Marino di Sirkuit Misano Marco Simoncelli dua pekan lalu memberikan banyak arti bagi Ducati. Untuk kali kedua musim ini, mereka meraih podium melalui posisi kedua yang didapatkan Valentino Rossi. Itu menjadi podium pertama Rossi bersama Ducati pada balapan di lintasan kering.
Sejak ditinggalkan Casey Stoner di akhir musim 2010, podium memang jadi barang langka bagi Ducati. Rossi, sang juara dunia sembilan kali, tak bisa mengangkat performa tim pabrikan asal Italia tersebut dalam dua musim terakhir.
MotoGP Aragon, Spanyol, akhir pekan ini akan menjadi ajang pembuktian bahwa finis kedua Rossi di San Marino adalah buah pengembangan yang mereka lakukan. Bukan semata keberuntungan gara-gara pembalap lain mengalami hari buruk. Sebagaimana diketahui, di San Marino, The Doctor -julukan Rossi- sudah menggunakan sasis dan swing arm terbaru.
“Kami datang ke Aragon dengan konfidensi tinggi setelah merebut podium di San Marino. Namun, kami menyadari bahwa setiap balapan memiliki cerita tersendiri,” ujar Rossi sebagaimana dilansir Crash. “Akhir pekan ini akan menjadi kesempatan untuk membuktikan apakah komponen terbaru kami bisa diaplikasikan di Aragon, yang sangat berbeda dengan Sirkuit Misano,” lanjutnya.
Dua pekan sebelum balapan di San Marino, Yamaha dan Honda melakukan uji coba di Aragon. Ducati memilih absen menjalani uji coba di sirkuit tersebut. Tapi, mereka menggantinya dengan uji coba di San Marino. Menurut Rossi, Aragon memiliki lintasan yang cepat dan menantang. Satu faktor penting lainnya adalah mengatur daya tahan ban di tikungan.
“Berdasarkan hal-hal tersebut, kami menjajal swing arm yang lebih baru lagi di uji coba terakhir. Saya sangat menyukainya karena menghasilkan grip lebih banyak dan beban pada ban semakin sedikit,” ujar Rossi. “Aragon merupakan kesempatan untuk memahami apakah performa kami memang benar-benar sudah meningkat,” tegasnya.
Sirkuit Aragon termasuk salah satu yang membuat penasaran Rossi. Dia belum pernah menang di sana. Hasil terbaiknya hanya berada di posisi keenam pada musim 2010, saat masih bersama Yamaha. Sementara itu, tahun lalu dia hanya meraih posisi kesepuluh. Jerry Burgess, kepala mekanik Ducati, mengakui bahwa balapan di San Marino memang belum menjadi tolok ukur peningkatan Desmosedici GP12. Selain karena mereka sudah beruji coba di sana, kondisi hujan saat latihan membuat tim-tim lain gagal mendapatkan setting yang pas. Ducati pun sedikit banyak mendapatkan keuntungan dari kondisi itu.
“Dua hari tanpa latihan sebelum balapan di Misano jadi keuntungan, tapi tetap saja itu hasil yang positif bagi kami. Kami akan membawanya ke Aragon dan mendapatkan gambaran lebih jelas di sana,” kata Burgess.
Teknisi yang setia menyertai Rossi tersebut mengakui bahwa peningkatan performanya tak terlalu besar. Dia juga tak bisa menjelaskan kelemahan GP12 hampir sepanjang musim karena kesulitan kendali dan pemilihan ban. “Tanpa terlalu mengutak-atik kemudi, ada beberapa perubahan di bagian depan. Sliding di belakang jadi berkurang dan umur ban jadi lebih bagus di depan dan belakang, terasa seimbang. Itulah yang jadi keunggulan kami di Misano,” terang Burgess.(ady/c9/ang/das)