BEOGRAD (RIAUPOS.CO) – Petenis yang tidak divaksin diizinkan berpartisipasi di Wimbledon. Keputusan tersebut membuka jalan bagi ranking satu dunia Novak Djokovic untuk mempertahankan gelar tunggal putra pada Juni mendatang.
CEO All England Lawn Tennis Club, Sally Bolton, mengatakan Wimbledon tidak akan mewajibkan vaksinasi Covid-19. Selain itu, peserta juga tidak diharuskan untuk melakukan karantina pada saat kedatangan menjelang turnamen.
Wimbledon dimulai 27 Juni. Djokovic kembali berkesempatan untuk menjadi juara untuk ketujuh kalinya di grand slam lapangan rumput itu. Pada grand slam pembuka musim Australia Terbuka, Djokovic gagal tampil akibat status vaksinasinya. Dia dideportasi sehari sebelum turnamen dimulai setelah pengadilan mengalahkan gugatannya bandingnya.
Djokovic juga berniat turun di grand slam lapangan tanah Prancis Terbuka. Namun hingga kini belum ada kepastian mengenai kebijakan penyelenggara terakit petenis yang enggan divaksin.
Sebelumnya, Djoko bersuara keras mengenai keputusan Wimbledon yang melarang petenis Rusia berlaga pada ajang tersebut. Itu merupakan buntut dari invasi Rusia ke Ukraina. Namun Wimbledon punya alasan sendiri.
”Keputusan itu selaras dengan kebijakan pemerintah pusat,” tukas Bolton.
Keputusan tersebut adalah yang pertama setelah Perang Dunia II, di mana dunia tenis melarang atlet bertanding berdasarkan kebangsaannya. Waktu itu Jerman dan Jepang dilarang berkompetisi.
ATP dan WTA sebagai induk tenis dunia putra dan putri tetap mengizinkan petenis Rusia berkompetisi meski di bawah bendera netral. Djokovic (34) sedang mengincar gelar juara turnamen major ke-21 menyamai raihan superstar Spanyol, Rafael Nadal.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman