JAKARTA (RP) - Para pelaku dan pecinta sepakbola Indonesia dipastikan bakal mengelus dada jika Kongres Luar Biasa (KLB) benar-benar digelar. Pasalnya, KLB yang saat ini terus coba digulirkan memang tak memiliki konsep yang jelas.
Para pengusung KLB terlihat hanya menuruti emosi sesaat. Hal itu terlihat dari belum adanya konsep yang akan diterapkan jika memang KLB benar-benar dihelat.
Salah satunya figur untuk mengisi posisi sebagai ketua umum (Ketum) maupun pengurus lainnya.
‘’Terserah nanti siapa yang akan menjadi Ketum. Pokoknya semua pengurus PSSI diganti terlebih dahulu,’’ terang La Nyalla Mattalitti, salah satu penggerak diadakannya KLB saat dihubungi JPNN, Senin (26/12).
La Nyalla menyatakan, para pengusung KLB akan tetap menjalankan tugasnya karena dianggap menegakkan aturan yang benar. Di antaranya ialah statuta PSSI.
Karena itu, para pengusung tersebut berencana melakukan rapat kembali di Jakarta Rabu (28/12) besok. Agenda tersebut merupakan lanjutan dari Rapat Akbar Sepakbola Nasional yang digeber di Grand Ballroom Hotel Pullman Jakarta Central Park, Ahad (18/12) lalu.
‘’Tapi jumlah pesertanya Rabu besok tidak akan sebanyak rapat akbar sepakbola nasional. Nantinya akan ada pertemuan terus untuk menggelar KLB,’’ tambah lelaki yang juga menjabat sebagai Ketum Pengprov PSSI Jatim tersebut.
Tidak adanya konsep futural dari rencana KLB tersebut sebenarnya sudah diketahui PSSI. Juru bicara PSSI Eddi Elison menyatakan bahwa keinginan untuk menggelar KLB tersebut merupakan luapan emosi sesaat. KLB dianggap tak akan memecahkan permasalahan yang mendera sepakbola Indonesia.
‘’Kalau ada masalah mesti diselesaikan dengan KLB, ya tidak akan beres sepakbola Indonesia. Jika nanti ada KLB, kemudian kalau misalnya ada yang tidak terima dan menggelar KLB lagi, maka yang diurus cuma KLB terus. Sementara sepakbolanya tidak diurusi. KLB yang digagas sekarang saja tidak jelas rencana masa depannya. Ini hanya emosi pihak yang kemarin kalah saat KLB di Solo,’’ terang Eddi.
Dia menambahkan, dibanding KLB, rekonsiliasi merupakan hal yang paling bijaksana untuk menyelamatkan sepakbola Indonesia. Karena itu, PSSI mulai hari ini (27/12) bakal menemui klub-klub ISL agar mau berlaga di IPL.
PSSI sendiri memberikan tenggat waktu dua minggu bagi klub-klub tersebut untuk memberikan jawaban. Jika memang klub-klub itu tak mau, maka PSSI bakal memberikan sanksi.
‘’Kami akan membawa surat dari FIFA untuk diberikan klub-klub itu agar semuanya jelas. Kami berharap klub-klub itu mau berlaga di IPL,’’ harap Eddi.(ru/jpnn)