DOHA (RIAUPOS.CO) – Pada matchday pertama Grup F Belgia melawan Kanada Kamis (24/11) lalu, sempat terjadi perselisihan pendapat antara Kevin De Bruyne dengan rekan satu timnya, Toby Alderweireld.
De Bruyne kecewa dan kesal karena build-up serangan Belgia yang dimulai dari para bek terlalu mengandalkan long ball. Sebab, versi De Bruyne, cara tersebut tidak efektif. Toh, pertahanan Kanada sebenarnya tidak terlalu rapat. Sehingga De Rode Duivels –julukan Belgia– masih bisa dieksploitasi lewat through pass.
Setelah laga, Alderweireld mengakui dirinya memang sedikit selisih paham dengan De Bruyne. Kemudian, bek Royal Antwerp itu menegaskan tidak ada masalah personal di antara keduanya.
’’Itu adalah sikap emosional saja. Kevin (De Bruyne) punya pendapat dan saya tidak setuju. Tapi, itu sudah selesai dan kami sekarang tidak ada masalah,’’ ungkap Alderweireld dikutip dari Metro.
Benarkah problem komunikasi Alderweireld-De Bruyne menemukan solusi jitu? Metro menulis, jika Belgia masih menerapkan skema long ball sebagai senjata lawan Maroko, rasa frustrasi De Bruyne bisa saja berlanjut.
Pelatih Belgia Roberto Martinez percaya bahwa masalah kedua anak buahnya itu sudah teratasi. Martinez berharap seluruh pemain bisa kompak sebagai sebuah tim utuh dan menepikan ego individu.
’’Mereka berdua adalah pemain berpengalaman dan sudah tampil bersama lebih dari 70 pertandingan. Yang diperluan saat ini adalah tim bisa berpikir bersama-sama,” tutur Martinez dikutip ESPN.
Sumber: Jawapos.com