PRANCIS (RIAUPOS.CO) -- Gila. Gila. Gila. Jonatan Christie mencatatkan salah satu comeback paling epik sepanjang sejarah bulu tangkis modern.
Melawan Viktor Axelsen di semifinal French Open, Jojo -sapaan Jonatan Christie- bikin napas badminton lovers ikut naik turun. Dibantai 7-21 di game pertama, lalu dengan susah payah menang 22-20 pada game kedua. Dan dalam game penentuan, Jojo tertinggal 10-19.
Laga seperti sudah selesai buat pemain nomor 7 dunia itu. Namun, semangat dan ketenangan dia harus diapresiasi setinggi-tingginya. Dalam kondisi fisik sama-sama terkuras, Jojo bermain aman, tapi tetap berani menekan.
Tekanan-tekanan dia membuat Axelsen jatuh bangun mengejar shuttlecock.
Melihat Axelsen mengalami kesakitan pada hamstring kanannya, Jojo semakin percaya diri. Secara beruntun dia merebut 11 angka dan menang!
"Yang saya lakukan tadi hanya berdoa dan tidak putus asa," ungkap Jojo dalam siaran pers PP PBSI kepada Jawa Pos.
"Pada posisi 10-19, saya tahu Viktor kram. Jadi, saya mencoba main lebih sabar, main rally, dan tidak langsung menyerang lawan," lanjut pemain 22 tahun tersebut.
Jojo sejatinya mengawali laga dengan tidak baik. Dia terbawa pola permainan Axelsen yang benar-benar mengadu fisik.
Padahal, sang lawan punya segalanya untuk bisa memenangi rally panjang yang dikombinasi dengan smes-smes superkeras.
Hasilnya, tampak di game pertama. Dia kalah dengan skor telak. Untung, hal itu dia perbaiki pada game selanjutnya.
"Di game pertama tadi (kemarin, Red) saya banyak melakukan kesalahan. Dan, di game kedua saya mencoba bermain lebih baik," jelas Jojo.
Sebenarnya Axelsen masih mengandalkan pola bermain yang sama saat itu. Memang benar, Jojo lelah. Tapi, tubuh Axelsen sendiri -yang mencapai 194 cm/88 kg- juga punya batasan. Pada game ketiga, dia berteriak-teriak kesakitan.
Meski sang lawan kram, bukan berarti perjuangan Jojo lebih mudah. Sebab, gap angka yang harus dikejar sangat jauh.
Sudah begitu, Axelsen berkali-kali berupaya mengacaukan fokus Jojo. Misalnya, minta lapangan dipel. Atau meminta medical assistance. Apalagi ada satu insiden yang sangat fatal. Raket Axelsen menyentuh raket. Namun wasit tetap mengesahkan poin peraih perunggu Olimpiade Rio 2016 tersebut.
Jojo mampu meredam semua itu dan mengejar 11 angka tanpa membuat satu kesalahan pun. Sensasional.
Nah, perjuangan dia hari ini mencapai puncak. Dia sudah ditunggu Chen Long di final. Sekitar 1,5 jam sebelumnya, bintang Tiongkok tersebut juga membuat comeback yang luar biasa saat menghadapi Anthony Sinisuka Ginting. Tertinggal 11-18 pada game kedua, Chen mampu membalikkan kedudukan.
Bagi Jojo, Chen adalah batu sandungan akut.
Tujuh kali bertemu, dia belum pernah menang. Termasuk tahun ini, dia kalah dua kali. "Head-to-head saya 0-7 dengan Chen Long. Tahun lalu (French Open 2018) saya kalah di perempat final," ulas dia. "Saya hanya ingin berusaha melakukan yang terbaik saja buat besok (hari ini, Red)," lanjut juara Australian Open dan New Zealand Open itu.
Jojo wajib meminta "bocoran" kepada Ginting soal Chen. Menurut Ginting, performa Chen berbeda dengan saat dia mengalahkan pemain yang berstatus juara bertahan French Open tersebut. Di Singapore Open 2019, Ginting menang nyaman 21-8, 21-19 atas Chen.
"Penampilan Chen Long saat ini sudah kembali sepert performa terbaik sebelum-sebelumnya," katanya.
Total, Indonesia mengirim tiga wakil ke final French Open hari ini. Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo lolos setelah menang atas Liao Ming-chun/Su Ching-heng (Taiwan) 21-18, 23-21.
Lalu, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menyusul setelah mengalahkan pasangan Inggris Chris Adcock/Gabrielle Adcock 21-19, 21-12. HEAD-TO-HEAD
Jonatan | Chen Long
22 Usia 30
179 Tinggi 187 cm
Kanan Pegangan kanan
2 Gelar 2019 0
7 Peringkat 4
0 H2H 7
PERTEMUAN TERAKHIR
Malaysia Open 2019 (6/4)
Jonatan KALAH 21-12, 10-21, 15-21.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal