HANGZHOU (RIAUPOS.CO) – Atlet wushu Indonesia, Nandhira Mauriskha, menilai kegagalannya meraih medali dari nomor jianshu disebabkan lompatan para pesaingnya lebih baik.
Nandhira yang merupakan adik kandung mantan atlet wushu nasional, Achmad Hulaefi, menempati peringkat kelima dengan koleksi poin total 19.400. Dia terpaut 26 poin dari peraih medali perunggu Thuy Vi Duong asal Vietnam dengan total raihan 19.426 poin.
"Mungkin dari lompatan mereka bikinnya derajatnya lebih, putarannya lebih. Kalau aku semuanya 360 derajat, kalau mereka semua 540. Mungkin itu jadi salah satu faktornya," kata Nandhira saat ditemui di mixed zone Xiaoshan Guali Sports Centre, Hangzhou, Rabu (27/9).
Nandhira kemudian menyatakan dirinya tidak merasa tertekan meski sejumlah rekannya di tim wushu Indonesia berhasil meraih medali pada Asian Games 2022. Cabang olahraga wushu sendiri pada Asian Games 2022 ini telah menyumbangkan tiga medali, yakni medali emas melalui Harris Horatius, medali perak melalui Edgar Xavier Marvelo, dan medali perunggu dari Seraf Naro Siregar.
"Sejujurnya tidak sih. Karena aku mencoba fokus kepada diri aku sendiri dulu. Untuk menenangkan segala macam, jadi tidak terlalu mengurusi yang di luar," kata Nandhira.
Nandhira mengakui bahwa dirinya sebenarnya merasa penampilannya lebih baik dari sebagian besar pesaingnya, namun dia dapat menerima keputusan para juri.
"Ya, sebenarnya ada sih (perasaan lebih baik daripada yang lain), cuman balik lagi sih ini subjektif juga kan penilaiannya jadi tergantung jurinya lebih suka yang mana," ucap peraih medali emas di FISU World University Games 2023 silam itu.
Atlet yang akrab dipanggil Rara itu pada Asian Games tahun ini terpilih menjadi pembawa bendera Indonesia dalam upacara pembukaan bersama Hernanda Zulfi. Namun, jika boleh memilih, dia lebih suka mendapatkan medali di Asian Games meski hanya medali perunggu.
"Pasti (pilih) yang podium, dong. Setidaknya di podium," katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman