MANCHESTER (RIAUPOS.CO) - Sebagai pelatih di era modern, karier Jose Mourinho memang menakjubkan. Mulai dari kiprahnya di Porto hingga Manchester United saat ini. Dia juga sudah mengoleksi banyak trofi.

Namun, karier Mourinho di Real Madrid terbilang kurang memukau. Dari semua klub yang dia tangani, Madrid adalah tim yang paling sedikit diberikan trofi, yakni tiga trofi (Divisi Primera, Copa del Rey, Supercopa) masing-masing satu. Menariknya sang manajer baru saja bercerita tentang kondisi Madrid yang tak mudah.

Dia menyebut, banyak tekanan di sana. Bahkan, dia sulit untuk angkat kaki kala itu.

"Dengan struktur mereka saat itu, Madrid ingin saya bertahan dan tidak pergi. Semua orang di klub, Presiden, CEO, manajemen, hingga saya sendiri merasakan sesuatu pada pekerjaan ini. Mereka ingin saya bertahan," katanya kepada Goal.

"Faktanya, saya harus memohon agar mereka melepas saya pergi. Saya pikir hal tersebut tak akan terjadi di Man United karena mereka tak akan melepas saya. Madrid adalah sesuatu yang sangat saya inginkan. Saya ingin meraih titel di Spanyol, tapi tidak untuk bertahan. Saya tidak mencintai hidup di sana. saya ingin kembali ke Inggris dan saat itu adalah Chelsea," tuntasnya.

Kondisi saat itu memang tak mudah mengetahui Madrid selalu mendepak pelatih dan fakta mereka ingin Mourinho bertahan, sementara sang pelatih memilih pergi adalah sesuatu yang berbeda. (rap)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama