BOXING DAY INGGRIS

Ingat Liverpool, 24 Tahun Lalu MU seperti Leicester Sekarang

Olahraga | Kamis, 26 Desember 2019 - 17:00 WIB

Ingat Liverpool, 24 Tahun Lalu MU seperti Leicester Sekarang
Jamie Vardy, bisa menjadi malapetaka bagi pertahanan Liverpool. (DAILY MAIL)

LONDON (RIAUPOS.CO) - Tak ada yang menjagokan Leicester City mampu meraih gelar juara Premiership musim ini. Tertinggal 10 poin di belakang Liverpool adalah indikasi yang sulit untuk dijadikan prediksi. Namun, 24 tahun lalu, Manchester United (MU) pernah mengalami hal seperti ini dan akhirnya mampu menjadi juara dengan mengawalinya pada momen Boxing Day.

Hingga saat ini, tak ada yang meragukan Liverpool --yang akan menjadi lawan The Foxes malam ini-- akan terjegal oleh Leicester, juga oleh Manchester City yang ada di posisi ketiga. Namun banyak penggemar Leicester berharap, mimpi itu bisa menjadi kenyataan seperti yang dilakukan MU.


Kendati tertinggal dua digit poin dari Mohamed Salah dkk, peluang Leicester menempati puncak klasemen masih terbuka. MU pernah melakukannya pada musim 1995/1996 dan momen Boxing Day menjadi langkah awal anak asuh Sir Alex Ferguson ketika itu untuk meraih gelar juara.

MU yang pada masa itu menjadi penguasa Premier League tertinggal 10 poin dari Newcastle United yang menempati posisi teratas di tabel klasemen. The Magpies menjadi pemimpin klasemen hingga paruh musim atau pekan ke-19. MU dan Newcastle bertemu dalam laga Boxing Day yang kala itu menjadi laga ke-20. Gol Andy Cole dan Roy Keane memastikan kemenangan The Red Devils.

Setelah laga itu MU memang sempat kalah dari Tottenham pada pertandingan tahun baru. Baru pada 1996, MU mulai memangkas jarak dengan Newcastle dan menempati posisi pertama pada pertengahan Maret 1996.

MU memimpin klasemen akhir dengan 82 poin atau unggul empat poin atas Newcastle. Gelar pada akhir musim tersebut menjadi yang ketiga bagi MU dalam empat musim perdana era Premier League.

Dalam catatan statistik Opta, Newcastle merupakan klub dengan keunggulan poin terbanyak pada saat Natal yang gagal meraih gelar juara pada akhir musim. Yang menjadi perbedaan persaingan MU dan Newcastle dengan Liverpool dan Leicester adalah jumlah pertandingan.

Saat ini Liverpool unggul 10 poin dan masih menyimpan sisa satu pertandingan lebih banyak. Anak asuh Jurgen Klopp memang tidak menjalani laga pada akhir pekan lalu karena harus menjalani pertandingan di ajang Piala Dunia Antarklub.

Tetap Waspada

Manajer Liverpool, Juergen Klopp, menyatakan The Reds tidak menganggap keunggulan Liga Inggris jelang melawan Leicester City, Kamis (26/12), sebagai sebuah keuntungan.

Si Merah dalam kondisi bagus setelah merebut dua gelar, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub, menyusul keberhasilan mereka meraih trofi Liga Champions musim lalu.

Dengan keunggulan 10 poin dari Leicester membuat Liverpool disebut sebagai klub favorit gelar juara. Namun Klopp tidak mau terlena dan menyatakan ia tidak akan berpesta hingga hal yang diinginkannya tersebut terjadi.

"Dalam hidup saya, saya tak pernah ingin berpesta sebelum ada alasan. Ketika ada alasan berpesta, maka saya akan merayakannya dengan 100 persen. Saya tidak akan bisa berpesta hanya dalam kondisi 20 persen," ujar Klopp seperti diberitakan Dailymail.co.uk.

"Ketika seseorang meraih sedikit sukses dan terlena akan hal itu, maka ia akan menyadari bahwa sukses itu adalah sukses terakhirnya. Kami benar-benar fokus untuk langkah selanjutnya. Kami akan selalu seperti ini," ucap Klopp lagi.

Klopp tak menunjukkan kelengahan karena pelatih asal Jerman itu menganggap menjadi juara Liga Inggris semakin sulit dari musim ke musim. Klopp masih ingat jelas ketika Liverpool meraih 97 poin musim lalu dan harus puas jadi runner-up di bawah Manchester City (98).

Padahal di banyak musim lainnya, catatan 97 poin sudah jauh lebih dari cukup untuk membawa tim menjadi juara.

"Saya rasa Manchester City sudah menaikkan standar dengan sangat tinggi. Konsistensi yang mereka tunjukkan dalam tiga musim terakhir sangat luar biasa dan sulit untuk dilakukan," ujar mantan pembesut Borussia Dortmund tersebut.

"Situasi sudah berubah, Liga Inggris tidak akan membiarkan sebuah tim sering menelan kekalahan (untuk jadi juara, red). Sungguh sulit namun memang sesungguhnya memenangkan Liga Inggris jadi hal yang sulit," ucap Klopp. 

Pertandingan malam ini bukan pemasti gelar juara, tetapi bisa jadi akan menjadi salah satu batu rintangan bagi Liverpool karena harus melawat ke King Power Stadium, markas Leicester, sang juara musim 2015/2016 itu.(mail/cnn/independent/hbk)

Editor: Firman Agus









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook