DOHA (RIAUPOS.CO) - Tahun ini, bukan timnas top Eropa seperti Jerman, Italia, Inggris, atau Spanyol yang dua kali mempermalukan juara dunia Prancis. Melainkan Denmark yang mampu melakukannya.
Tim Dinamit –julukan Denmark—mengalahkan Les Bleus --julukan Prancis-- dalam dua pertemuan di UEFA Nations League A. Berlaga di Stade de France, Saint-Denis, maupun Parken Stadium di Kopenhagen, Prancis keok masing-masing dengan skor 1-2 dan 0-2.
Bagaimana dengan pertemuan ketiga mereka di matchday kedua grup D Piala Dunia 2022 di Stadium 974, Doha, malam nanti (siaran langsung SCTV/ mOji/Champions TV World Cup 1/Vidio pukul 23.00 WIB)? "Atmosfer Piala Dunia tentu berbeda. Hanya, dari dua laga kami sebelumnya, sudah bisa menjadi gambaran sekuat apa Denmark saat ini," kata kapten-kiper Prancis Hugo Lloris kepada L’Equipe.
Pelatih Denmark Kasper Hjulmand masih mengandalkan komposisi pemain yang tidak jauh berbeda antara Nations League A dan Piala Dunia. Dua di antaranya adalah duo gelandang pengatur sentral permainan, Christian Eriksen (Manchester United) dan Pierre-Emile Hojbjerg (Tottenham Hotspur). Dua nama yang familier bagi Lloris.
Hojbjerg karena rekan satu klub di Spurs, sedangkan Eriksen pernah menghuni Einfeld (markas latihan Spurs). "Laga nanti bakal menuntut kami untuk menampilkan kemampuan lebih baik lagi (ketimbang saat Prancis mengalahkan Australia 4-1 dalam matchday pertama, 23/11,red)," tutur Lloris. Entraineur Prancis Didier Deschamps menilai Denmark bukan tim yang gampang diremehkan kekuatannya. "Jadi, sekarang saatnya bagi kami untuk membalikkan keadaan," ucapnya. Deschamps menambahkan, dua tim sudah saling mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing.
BT dalam analisisinya menulis, faktor pembeda antara Prancis versus Denmark adalah perubahan strategi masing-masing pelatih saat permainan berjalan maupun kemampuan individu pemain.
Hjulmand sepakat dengan itu. Pelatih yang dua tahun terakhir menangani Denmark tersebut mencontohkan Deschamps yang sudah tidak lagi memaksakan skema tiga bek seperti saat dua kali kalah oleh Denmark di Nations League A. Ketika mengalahkan Australia, Deschamps memainkan empat bek. "Mereka (Prancis) bermain dengan formasi yang berbeda di pertahanan maupun di sayap mereka, Kylian Mbappe dan Ousmane Dembele lebih melebar dalam menyerang," tutur tactician berusia 50 tahun itu.
Hjulmand juga menganalisis permainan Prancis saat mengalahkan Australia. Olivier Giroud sebagai nomor 9 kerap jadi target umpan-umpan silang intens. Tapi, itu sudah dipersiapkan antisipasinya oleh Hjulmand. ”Yang pasti, kami akan menemukan cara itu lagi (mengalahkan Prancis, Red),” tegasnya.(ren/dns/jpg)