Jakarta (RIAUPOS.CO) -Tim Junior Indonesia terakhir kali mendulang juara Asia Junior Championship (AJC) yakni pada edisi 2002 silam. Saat itu, tim putra mengamankan gelar kala turnamen berlangsung dengan format Thomas-Uber. Kesempatan kembali naik podium sebenarnya tersaji di final AJC 2017, Selasa (25/7).
Tetapi, kesempatan mengulangi prestasi 15 tahun yang silam sirna. Ini setelah Indonesia takluk dari Korea Selatan (2-3) pada pertandingan yang berlangsung GOR Jaya Raya, Bintaro, Jakarta. Laga tersebut sebenarnya bisa menjadi titik balik buat memperbaiki prestasi level junior di bawah pengurus baru PP PBSI saat ini.
Namun, pebulutangkis Indonesia rupanya gagal memenuhi ekspektasi penonton yang mendukung mereka. ”Padahal ada kesempatan, tadi Grego kalah ngotot,” ujar Kabidbinpres PP PBSI, Susy Susanti. Indonesia sukses mengamankan satu poin saat Rinov Rivaldy/Siti Fadia Silva Ramadhanti menundukkan Sung Seung-Na/Ah Yeong-Seong dalam rubber game, 21-19, 18-21, 23-21.
Kekalahan Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay dari Seung Hoon-Woo 24-22, 10-21, 8-21 membuat kedudukan ketat. Penampilan konsisten ganda putra, Adnan Maulana/Muhammad Shohibul Fikri membuat mereka menang atas Kang Min-Hyuk/Kim Moon-Jun, 18-21, 21-19, 21-16.
Secara teknis Indonesia punya kesempatan menutup kemenangan dari Gregoria Mariska Tunjung di tunggal putri. Menghadapi pebulu tangkis non peringkat dunia, Se Young-An, Gregoria malah takluk dalam tiga game, 19-21, 21-7, 20-22.
Gregoria yang digadang-gadang menjadi penyelamat tim beregu Indonesia tak bisa mengeluarkan performa terbaik dia. Bahkan pada game pertama, dia sudah tertinggal cepat 0-4. ”Harusnya tidak tegang, tetapi tadi kelihatan dia malah kebawa main lawannya,” sebut Minarti Timur, Pelatih tunggal putri Pelatnas.
Pada game kedua, Gregoria terlihat mengalami masalah di hamstringnya. Dia terlihat menahan sakit akibat kram otot di paha bawahnya. Kondisi itu berlangsung menjelang game ketiga berakhir. Di sisi lain, Young-An juga mengalami masalah serupa. Dia sesaat menahan sakit dan mendapatkan pertolongan setelah engkel kanannya kesakitan.
Keduanya mengalami situasi yang sama-sama tidak menguntungkan dan lelah. Tetapi, di dua poin terakhir Young-An mencoba memberikan semangat kepada dirinya sendiri dengan teriakannya. Penentuan akhirnya terjadi di pertandingan kelima.
Ganda putri Indonesia, Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti tak kuasa menghadapi perlawanan Kim Min-Ji/Lee Yu-Rim. Pertandingan tersebut menjadi milik Kim/Lee dengan skor akhir, 19-21, 13-21. Hasil tersebut sekaligus menahbiskan Korsel sebagai juara baru setelah lima kali final berturut-turut gagal mengatasi Cina di edisi sebelumnya.
Kim Hak-kyun, Pelatih kepala timnas Korsel menyebutkan timnya hanya bermodal semangat tampil di final. ”Ada faktor lucky juga yang kami dapatkan,” sebutnya.
Berakhirnya nomor beregu kali ini akan menjadi momentum kebangkitan pebulutangkis Indonesia di nomor perorangan. Dua nomor, ganda campuran dan tunggal putri masih diharapkan menjadi andalan. ”Kalau melihat seeded kesempatan besar ada di dua nomor itu, tetapi kondisi Grego masih akan kami evaluasi,” sebut Susy.(nap/aga)