LUKMAN PRAYITNO,

Database Atlet Mutlak

Olahraga | Rabu, 26 Juli 2017 - 11:22 WIB

Database Atlet Mutlak
dokumen riau pos BERLATIH: Dua atlet gulat Riau terus berlatih untuk meningkatkan kemampuan, beberapa waktu lalu. Seluruh atlet Riau akan dimasukkan ke database.

Pekanbaru (RIAUPOS.CO) - Pagi ini Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau akan mengumpulkan 40 pengurus provinsi (Pengprov) cabang olahraga. Acara tersebut digelar selama 2 hari yang dibarengi dengan kedatangan KONI Pusat untuk melakukan berbagai pembahasan terkait dunia olahraga di Hotel Grand Zuri Pekanbaru.

Hal ini diungkapkan Ketua Umum KONI Riau Dr Emrizal Pakis kepada Riau Pos, Selasa (25/7). Menurutnya pengumpulan database tersebut nantinya juga dibarengi dengan penyusunan tenaga keolahragaan dan kebijakan pokok pembangunan di bidang keolahragaan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Nanti ada focus group discussion-nya dengan mengundang cabor yang ada di Riau dan juga diikutsertakan Dispora. Kemudian penyusunan database ini, banyak yang diamati masing-masing daerah. Selain keunggulan masing-masing daerah dan juga hal-hal lainnya hingga pembinaan prestasi olahraga di daerah,” jelasnya.

Selain itu pembahasan visi dan misi KONI yang disesuaikan dengan visi misi pemerintah daerah di bidang olahraga. Termasuk juga hambatan dalam pembinaan olahraga dan pembahasan terkait olahraga lainnya dengan KONI Pusat.

“Terkait database, nantinya untuk menyusun database atlet dan pelatih secara nasional. Di samping itu saran untuk pembinaan menuju prestasi berharap konsistensi cabang unggulan ditindaklanjuti. Karena tentunya harus diberi dukungan dalam pengembangannya oleh pusat. Sebab selama ini masih terpusat, seperti SKO Ragunan di Jakarta dan pelatnas yang masih di Pulau Jawa,” jelas pria akrab di sapa Pak Em ini.

Padahal sebaiknya pemusatan latihan juga mesti didistribusikan ke daerah. Untuk Riau misalnya seperti sepaktakraw, dayung dan cabor senam. Sehingga jika ada pelatnas di daerah, bisa didukung dengan pembangunan infrastruktur serta dengan mendatangkan pelatih ke daerah.

“Apalagi berkaca pada PON 2016 lalu, distribusi medali belum berimbang. Bahkan ada provinsi yang tidak mendapatkan satupun medali emas. Sedangkan Jawa Barat, Jakarta dan Jawa Timur mencapai ratusan. Sehingga menjadi gambaran pembinaan tidak tersebar,” bebernya.(aga)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook