Tim Bulutangkis Latihan Tertutup

Olahraga | Kamis, 26 Juli 2012 - 12:48 WIB

LONDON (RP) - Perjuangan Taufik Hidayat dkk di pentas Olimpiade London 2012 akan dimulai Sabtu (28/7) di Wembley Arena. Pertanyaannya sekarang, mampukah pebulutangkis Indonesia mempertahankan tradisi emas di Olimpiade?

Dengan format baru, yaitu kualifikasi grup dulu sebelum babak knock out, ada keuntungan dan tantangan ekstra bagi wakil Merah Putih. Keuntungannya, jika terlambat panas sehingga kalah dalam pertandingan pertama, peluang belum tertutup. Tantangan barunya, dibutuhkan stamina yang lebih kuat untuk melalui babak kualifikasi grup yang menggunakan format round robin.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Format ini ada sisi positif dan negatifnya. Terkait stamina, pemain kita harus punya kemampuan dua kali lipat dibandingkan sebelumnya jika ingin bermain stabil,’’ ulas Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda Indonesia, setelah sesi latihan di Kompleks Wembley Arena kemarin.

Herry optimistis duet asuhannya, Muhammad Ahsan/Bona Septano, bisa berbicara banyak di London. Kalaupun Ahsan/Bona belum banyak menuai gelar di event-event internasional, hal itu diharapkan tidak membuat mereka terbebani. ‘’Kondisi mental mereka sangat baik. Bagaimana mereka tampil kompetitif di Indonesia Open dan Singapura Open menunjukkan bahwa mereka memiliki perkembangan yang positif menjelang Olimpiade,’’ papar Herry.

Dalam sesi latihan yang tertutup untuk media di kompleks Wembley Arena kemarin, Herry men-drill Ahsan/Bona dengan latihan menguatkan tangan. Hal itu dilakukan dengan cara mengembalikan bola sambil duduk. ‘’Memukul bola dengan cara seperti itu akan memberikan tantangan ekstra untuk tangan karena tidak ada bantuan tenaga dari kaki,’’ katanya.

Ahsan/Bona tergabung di Grup B bersama Ko Sung-hyun/Yoo Yeon-seong (Korea), Bodin Isara/Maneepong Jongjit (Thailand) dan Adam Cwalina/Micha ogosz (Polandia). Juara dan runner up grup berhak melaju ke babak berikutnya.

‘’Kami memang sangat memperhatikan pertahanan. Namun, dalam permainan dengan sistem reli seperti saat ini, kita harus lebih berani menyerang,’’ ulas Herry.

Sementara itu, tunggal putra Indonesia Taufik Hidayat juga sangat percaya diri untuk menghadapi Olimpiade. Sebagai pemain paling senior dan sudah ikut empat kali Olimpiade, dia berharap bisa kembali mendapatkan medali seperti pada Athena 2004.

‘’Kita optimistis bisa meraih medali. Namun, format baru dengan adanya babak grup membuat keberuntungan lebih berpengaruh pada jalan kami. Simon (Santoso), misalnya, pada babak pertama knock out harus berhadapan dengan Lee Chong Wei (Malaysia) kalau sama-sama lolos,’’ ulas Taufik.(c1/ca/jpnn/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook