Motivasi Masa Lalu

Olahraga | Sabtu, 26 Mei 2012 - 10:44 WIB

Laporan EDWAR YAMAN, Pekanbaru

DI masa lalu Cekoslowakia adalah salah satu raksasa dunia. Prestasi tertinggi mereka adalah menjuarai Euro 1976. Ceko membuat sensasi dengan mengalahkan juara dunia 1974, Jerman Barat yang dimotori Franz Beckenbauer melalui adu penalti. Sebelumnya di semifinal Belanda dengan Johan Cryuff-nya juga dipaksa bertekuk lutut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pasca pisah dengan Slowakia awal tahun 90-an, Ceko mulai menulis sejarah sendiri di panggung sepakbola dunia. Sejarah yang pantas dikenang. Ya, Euro 1996 di Inggris adalah panggung bagi Ceko untuk tampil mengejutkan. Setelah mulus di kualifikasi, Ceko satu grup dengan tim raksasa Jerman, Italia dan Rusia (sebagai penerus Uni Soviet) di putaran final.

Kejutan Ceko belum terjadi saat dibekuk Jerman. Lawan Italia yang perlu kemenangan untuk lolos setelah sebelumnya menang 2-1 atas Rusia, Ceko pun memaksa Italia kalah 1-2. Ceko menjadi runner-up grup unggul head to head atas Italia untuk mendampingi Jerman yang jadi juara grup.

Selanjutnya mereka tak terhadang hingga ke final dengan mengalahkan Portugal dan Prancis untuk jumpa lagi dengan Jeman. Sayangnya upaya Ceko mengukir sejarah terhadang oleh golden goal Oliver Bierhoff. Menyakitkan. Ceko adalah korban pertama peraturan sudden death, yang diperkenalkan pada Euro di negeri tempat lahirnya sepakbola.

Saat itu merupakan generasi emas Ceko yang memukau dunia macam Pavel Kuka, Vladimir Smicer, Patrik Berger, Petr Kouba, hingga Karel Poborsky dan Pavel Nedved. Nama terakhir menjelma menjadi salah satu pemain atas dunia. Puncaknya ketika Nedved menjadi Pemain Terbaik Eropa pada tahun 2004. Pada tahun itu juga di Euro Portugal, Nedved yang memimpin Ceko sebagai salah satu favorit juara, selain beberapa tim lain macam tuan rumah Portugal. Namun nyatanya mereka harus tersingkir menyakitkan di semifinal oleh Yunani dengan gol semata wayang, meski mereka sendiri sebenarnya tampil impresif.

Setelah Nedved mundur tongkat kepemimpinan beralih kepada Tomas Rosciky, gelandang kreatif Arsenal yang rentan cedera. Ceko pun gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.

Ceko sendiri lolos ke Euro 2012 lewat perjuangan yang berliku. Soalnya, di Grup I saat itu, mereka hanya menjadi runner-up dengan selisih poin jauh sekali dari Spanyol yang menjuarai grup. Spanyol punya nilai sempurna 24, sementara Ceko hanya 13 (dengan 3 kekalahan). Untungnya, play-off melawan Montenegro terbilang mudah bagi Tomas Rosicky dan kawan-kawan, hingga akhirnya jadi juga tampil di Polandia-Ukraina.

Di Polandia-Ukraina, tim yang dibesut Michal Bilek itu mengandalkan sejumlah pemain, yang selain memperkuat klub dalam negeri juga banyak tersebar di klub-klub Eropa (Jerman, Turki, Inggris, Italia, Prancis, hingga Ukraina dan Polandia). Bilek memang sedang tak beruntung. Sebab, tidak seperti era 1990-an, Ceko memang sedang krisis bakat besar. Justru karena itu, Bilek sebenarnya memiliki kredit besar karena masih bisa membawa tim ke putaran final.

Kekuatan Bilek memang mampu menyatukan tim. Dia juga membuat tim tampil penuh semangat. Bahkan, kapten Tomas Rosicky mengatakan, “Kekuatan Ceko saat ini adalah kekuatan semangat juangnya yang tinggi.”

Terlepas dari itu, taktik dan strategi Bilek tak bisa diremehkan. Justru karena kemampuannya, ia mampu mengoptimalkan tim yang kurang istimewa bisa tampil sebaik mungkin.

“Yang harus kami lakukan sekarang adalah fokus menghadapi putaran final. Peluang berprestasi terbuka,” kata Bilek, menegaskan bahwa timnya tetap optimistis.

Ceko tampaknya perlu lebih dari sekadar bakat dan kekompakan sesaat, untuk bisa berprestasi. Sebuah motivasi superkuat mungkin perlu dipompakan: yaitu bahwa mereka dulunya adalah tim berpengaruh di dunia dan pernah merajai Eropa.

Keberhasilan di masa lalu, baik ketika masih bernama Cekoslowakia atau generasi emas Nedved dkk di Inggris 1996, jadi motivasi sendiri bagi negara yang beribukota Praha tersebut. Ceko memang masih punya nama-nama top seperti Milan Baros, Tomas Rosicky, Jaroslav Plasil dan Petr Cech. Nama terakhir yang jadi pahlawan Chelsea menjuara Liga Champions pada 20 Mei lalu, juga sangat termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi negaranya itu. Ceko bakal terlibat persaingan ketat di Grup A bersama tuan rumah Polandia, Yunani, dan Rusia. Secara matematis, persaingan di antara mereka akan berlangsung ketat sebagai sesama tim kuda hitam di belantika sepakbola Eropa.(das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook