MILAN (RIAUPOS.CO) - Keputusan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) menganulir sanksi pengurangan 15 angka Juventus di Serie A atas skandal Plusvalenza ternyata bukanlah akhir dari ujian klub berjuluk Bianconeri tersebut. Sanksi-sanksi lainnya ternyata bermunculan.
Yang terberat, meski belum diputuskan, adalah ancaman larangan bermain di ajang Eropa musim depan. Sebagaimana dilaporkan La Gazzetta dello Sport, UEFA melakukan investigasi yang independen terkait dengan Plusvalenza.
Sebab, ada dugaan terkait aturan Financial Fair Play milik UEFA dalam manipulasi laporan keuangan Juve.
Jika terbukti bersalah, Juve tidak bisa berlaga di Eropa musim depan. Padahal, Leonardo Bonucci dkk saat ini berada di semifinal Liga Europa dan menempati peringkat ketiga di klasemen sementara Serie A. Artinya, tiket lolos ke Eropa sangat terbuka.
Hasil investigasi UEFA kemungkinan baru diketahui pada akhir Juni, sebut sumber La Gazzetta dello Sport.
Jika larangan bermain di Eropa musim depan masih ancaman, lain halnya dengan pencekalan 171 fans Juve dalam second leg semifinal Coppa Italia di kandang Inter Milan, Kamis (27/4/2023) dinihari nanti. Keputusannya sudah diketok. Ke-171 pendukung Juve dinyatakan bersalah dalam kasus rasialisme kepada striker Inter Milan Romelu Lukaku dalam first leg semifinal Coppa Italia (5/4).
Sanksi juga dijatuhkan kepada asisten pelatih Juve Marco Landucci karena menghina allenatore SSC Napoli Luciano Spalletti dalam duel di Serie A (24/4/2023) . Landucci pun dihukum skors satu laga plus denda EUR 5 ribu (Rp82,1 juta).
Menanggapi sanksi beruntun yang diterima Juve, Allegri dalam pernyataannya Selasa (25/4/2023) meminta klubnya untuk tidak mengeluh. Untuk apa mengeluhkan semua ini (sanksi-sanksi yang didapatkan Juve). Semua itu (mengeluh) tidak akan memberi poin bagi kami, bebernya di laman resmi klub.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra