PELEMPARAN bus awak Persib Bandung sebelum menghadapi Persija Jakarta, Sabtu (22/6), lalu masih jadi misteri. Siapa yang melakukan penyerangan dan apa motif dibaliknya. Jajaran petinggi The Jakmania, sapaan suporter fanatik Persija, dengan tegas menyatakan jika yang melakukan aksi tersebut bukanlah anggotanya. Mereka menjelaskan, bahwa ada oknum tertentu yang dengan sengaja ingin mengacaukan suasana damai dan ketertiban yang sejauh ini dijaga The Jakmania.
“Tiga hari sebelumnya kami bertemu dengan perwakilan Bobotoh (sapaan pendukung Persib). Mereka meminta kami berhati-hati kalau ada kemungkinan pemanfaatan momen pertandingan tersebut. Tapi yang utama saat ini, kami memegang pernyataan Djadjang Nurdjaman (pelatih Persib),” jelas wakil ketua The Jakmania, Richard Ahmad Supriyanto.
“Djadjang mengatakan, saat itu pelaku memakai baju preman, bukan dari pihak yang selama digambarkan memakai baju oranye (warna jersey Persija) dan disebut-disebut oleh media selama ini. Dan polisi juga belum bisa memastikan siapa sebenarnya pelakunya,” tambah Richard.
Pernyataan Djajang yang menjadi patokan petinggi The Jakmania, diketahui Richard sebelum manager Persib, Umuh Muchtar, dan para pemain Persib memberikan keterangan menganai kronologis kejadian tersebut. Richard juga menjelaskan, jika pengerusakan bus pemain Persib dilakukan dengan sangat cepat. Ini dianggap tidak biasa. Berdasarkan pengalaman, saat melakukan aksi pasti The Jakmania masih berkumpul di lokasi kejadian perkara.
“Kami melihat ada potensi jika kejadian tersebut seolah teroganisir. Karena setelah kejadian berlangsung, semua pelaku langsung hilang dari tempat kejadian perkara. Semuanya seolah teroganisir. Karena biasa, kalau suporter pasti ada yang tertinggal di tempat kejadian. Tapi kalau ini, semua hilang begitu saja,” tandas Richard. (abd)