MiLAN (RIAUPOS.CO) - Inter Milan semestinya bisa merengkuh campione d’inverno seandainya mengalahkan Udinese di Dacia Arena kemarin.
Sebab, Inter unggul diferensiasi gol atas AC Milan. Tetapi, ketika AC Milan kalah oleh Atalanta BC, Nerazzurri hanya bisa bermain seri tanpa gol melawan Udinese.
Kerugian Inter makin bertambah lantaran allenatoreAntonio Conte dan manajer teknik Gabriele ”Lele” Oriali dikartu merah oleh wasit Fabio Maresca. Insiden pengusiran Conte dan Lele itu terjadi pada menit ke-90+1.
Pengusiran merupakan puncak dari frustrasinya The Godfather –julukan Conte– terhadap beberapa keputusan Maresca yang dianggapnya merugikan Inter. Salah satunya, tambahan waktu pada babak kedua yang hanya empat menit.
Protes Conte sangat beralasan. Sebab, banyak pelanggaran yang terjadi pada laga kemarin. Total ada 27 pelanggaran dengan 16 di antaranya diberikan Maresca kepada Inter.
Versi Conte, tambahan waktu yang ideal minimal lima menit.
Conte juga terlihat marah kepada Maresca ketika gelandang Udinese Tolgay Arslan tidak mendapat kartu kuning kedua. Arslan menjadi pemain pertama yang menerima kartu kuning atau saat laga baru berjalan sepuluh menit.
”Semua (hasil seri) gara-gara kau. Bahkan, ketika (insiden terpampang nyata) di VAR (video assistant referee, Red) sekalipun,” gerutu Conte seperti terekam Sky Italia.
Pengusiran Conte di Dacia Arena ternyata tidak dianggap biasa-biasa saja. Media-media Italia mengklaim, Conte bisa dijerat pasal 19 peraturan komisi disiplin yang menyatakan bahwa sanksi kartu merah bisa dihukum lebih dari skors satu laga.
”Sanksi maksimal adalah empat laga dan melihat rekam jejak Conte yang sering berselisih dengan wasit musim ini, dia bisa dihukum berat,” tulis La Gazzetta dello Sport.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman