MALANG (RIAUPOS.CO) -- Arema FC nyaris dibikin malu oleh Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kalau saja wasit tak memberikan hadiah penalti kepada Arema FC ketika waktu normal pertandingan tinggal tiga menit, tim berjuluk Singo Edan tersebut harus gigit jari di kandang sendiri.
Namun, keberuntungan masih menyertai Arema FC. Laga usai dengan hasil imbang 1-1.
Menguasai pertandingan tak menjadi jaminan untuk meraih hasil maksimal. Hal itulah yang dialami Arema FC saat menjamu Persija kemarin (23/11). Bahkan, Singo Edan harus tertinggal setelah striker Persija Marko Simic merobek gawang Arema FC pada menit ke-76.
Kekalahan sudah membayangi sebelum akhirnya Arema FC mendapatkan hadiah penalti pada menit ke-87. Wasit Ikhsan Prasetya Jati menganggap bek Persija Ryuji Utomo melakukan handsball di kota terlarang. Konate yang ditunjuk sebagai algojo sukses menjalankan tugasnya dengan baik.
Pelatih Persija Edson Tavares murka dengan keputusan tersebut. Pelatih asal Brasil itu merasa dicurangi. Menurut pandangannya, tak seharusnya Persija dihukum penalti.
"Saya pikir hasil tidak berpihak pada Persija. Saya sangat kecewa dengan wasit. Kami seperti melawan 12 pemain. Bukan sebelas lawan sebelas," ujar mantan pelatih timnas Vietnam tersebut.
Hal senada disampaikan pemain Persija Toni Sucipto. "Semua bisa melihat videonya. Di sana jelas tidak kena tangan. Tapi terkena paha. Itu tentu keputusan yang sangat merugikan kami," tuturnya.
Disisi lain, pelatih Arema FC Milomir Seslija menilai keputusan penalti wasit tidak salah. Meski tak melihat secara jelas saat insiden itu terjadi, pelatih asal Bosnia-Herzegovina tersebut meyakini apa yang dikatakan wasit dan pemainnya benar bahwa itu terjadi handsball.
"Mungkin pelatih Persija yang sudah terlalu tua dan membutuhkan kacamata. Sebetulnya, ada juga keputusan wasit yang merugikan kami. Tapi, saya memilih tidak protes," ucapnya.
Milo menyadari hasil imbang itu sebenarnya kurang memuaskan. Apalagi, pertandingan tersebut merupakan laga kandang. Tetapi, banyaknya pemain yang absen diakui menjadi faktor menurunnya peforma Singo Edan. Bahkan, pada bentrok kemarin (23/11), Arema FC tampil tanpa striker murni.
"Saya akui kami kekurangan kreativitas. Tetapi, saya pikir anak-anak sudah melakukan yang terbaik. Mereka juga disiplin. Setelah ini, kami akan fokus di enam laga terakhir," ucap Milo.
Sementara itu, di tangan Tavares, Persija mulai menemukan jati dirinya. Sempat terseok hingga tergelincir ke zona degradasi, posisi Persija di klasemen sementara perlahan naik. Bahkan, lima laga terakhir Persija belum merasakan kekalahan.
"Kami percaya sudah melakukan peningkatan. Selamat kepada pemain. Meskipun komposisi ada perubahan, mereka bisa melakukan tugas dengan baik," ujar Tavares.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal