MADRID (RIAUPOS.CO) - Bagi banyak pemain, penghargaan individu selalu menjadi kebanggaan. Mereka selalu mengejar untuk menjadi yang terbai. Tapi ternyata tidak bagi Sergio Ramos. Kapten Real Madrid itu tidak terlalu mementingkan penghargaan individual FIFA's Best 2019. Baginya, yang terutama adalah meraih gelar juara bersama tim.
Kualitas Ramos sebagai bek tengah tidak bisa diragukan. Dia lagi-lagi masuk dalam daftar FIFA/FIFPro World XI 2019, dipasangkan dengan Virgil van Dijk. Genap 10 kali Ramos masuk dalam daftar susunan pemain terbaik tersebut.
Biar begitu, bagi Ramos penghargaan itu tidak terlalu penting. Dia menegaskan kembali bahwa sepakbola adalah permainan tim dan penghargaan individual hanyalah bonus yang datang dari permainan satu pemain di dalam tim.
Penghargaan itu berarti, Ramos dinobatkan sebagai salah satu bek tengah terbaik di dunia. Meski tidak bermaksud meremehkan, Ramos tetap percaya yang lebih penting adalah tim. Dia lebih senang melihat Madrid juara daripada melihat namanya dalam starting XI terbaik di dunia.
"Saya lebih senang tidak datang ke sini jika itu berarti Real Madrid bisa meraih banyak gelar juara," buka Ramos kepada Marca. "Jika saya ingin meraih gelar individual maka saya akan mendedikasikan diri saya kepada tenis," tambahnya berseloroh.
Ramos pun bicara tentang nama Marcelo yang masuk dalam starting XI Tersebut. Bek Brazil itu dianggap tidak pantas karena bermain buruk musim lalu.
"Marcelo salah satu yang terbaik di dunia. Setiap orang berhak berkomentar. Sulit memuaskan semua orang," sambungnya.
Lebih lanjut, bicara tentang FIFA/FIFPro World XI 2019 ini, Madrid ternyata masih mendominasi. Jika mengabaikan pemain-pemain yang baru bergabung musim ini, Los Blancos menyumbangkan tiga nama: Ramos, Marcelo, dan Luka Modric.
Lalu, jika menghitung pemain yang baru bergabung, Madrid makin dominan dengan tambahan Eden Hazard. Ramos sendiri puas dengan nama-nama pemain Madrid dalam daftar tersebut.
"Ketika tim menang, kami selalu menang," lanjut Ramos. "Musim lalu tidak berjalan baik, tetapi ini pertanda bagus bahwa Real Madrid punya sejumlah pemain dalam starting XI," tutupnya.
Di luar itu, terpilihnya Lionel Messi menjadi yang terbaik dalam voting yang melibatkan pelatih dan kapten timnas tersebut, banyak mendapat kritikan. Masyarakat umum cenderung Virgil van Dijk yang seharusnya berhak. Selain Liverpool meraih gelar Liga Champions, Virgil juga konsisten bermain sepanjang musim. Tercatat, tak pernah ada pemain yang berhasil melewatinya saat keduanya berhadapan satu lawan satu.
Messi sendiri musim lalu hanya membawa Barcelona juara La Liga dan menjadi top skor kompetisi Liga Spanyol itu. Di Liga Champions, mereka disingkirkan Liverpool secara dramatis, dan kalah di final dari Valencia di Copa Del Rey.(hbk/bola/mail)
Editor: Firman Agus