PEKANBARU (RIAU POS.CO) - Suyadi secara resmi pimpin Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Riau periode 2022-2026 setelah mendapatkan 12 dukungan dari pengurus Pertina Kabupaten/Kota se-Riau. Suyadi menggantikan Robin P Hutagalung yang sebelumnya sudah memimpin Pertina Riau.
Kegiatan Musyawarah Provinsi (Musprov) Pertina Riau berlangsung di Hotel Royal Asnof Pekanbaru, Sabtu (23/4/2022) malam berlangsung dengan penuh kekeluargaan. Untuk itu, mantan Ketua Pertina Riau Robin Hutagalung mengucapkan rasa syukur dan gembira kegiatan Musorprov berjalan lancar.
"Saya sangat gembira dan Musprov bisa berjalan lancar, saya lihat ketua yang baru ini performanya bisa membawa Pertina Riau ke arah yang lebih baik lagi
Dan beliau adalah seorang yang pekerja keras," ujar Robin Hutagalung.
Ia mengungkapkan, saat Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua lalu, Pertina Riau berhasil menyumbangkan satu medali emas melalui Ingatan Ilahi di kelas 52 kg putra.
"Pada pada PON Aceh-Sumut 2024 nanti, Pertina Riau menargetkan dapat 2 medali emas. Realistis dapat emas, saya tahu karakter ketua Pertina yang baru ini adalah seorang pekerja keras. Kalau dia bilang bisa 2 emas itu realistis," ucapnya.
Sementara itu Suyadi mengungkapkan pascadirinya terpilih pimpin Pertina Riau terlebih dahulu akan merampungkan kepengurusan yang ditargetkan akan rampung selama dua pekan. Tentunya dengan kepengurusan baru nanti bisa sama-sama membangkitkan dunia tinju Riau.
Menurutnya, tujuan dari pengurus cabor adalah melahirkan atlet yang berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Dan khusus atlet tinju harus bisa melahirkan atlet-atlet tinju yang berprestasi di tingkat internasional.
Ditambahkannya, untuk program ke depannya akan terus melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh Robin P Hutagalung selama kepemimpinan tiga periodenya di Pertina Riau. Tentunya program yang baik harus dilanjutkan.Dan bagi yang perlu dibenahi maka harus segera dibenahi.
"Kami berharap dan menargetkan setiap Iven/kejuaraan yang diikuti harus bisa menjuarai nya," pungkasnya.
Laporan: Dofi Iskandar (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman