Dalam badan independen itu ada dua layer. Pada layer pertama adalah dewan yang terdiri dari perwakilan PSSI, klub atau PT LIB, dan perwasitan. Kemudian pada layer kedua adalah operasional. Pada bagian ini PSSI akan mengisi dari teknikal dari luar negeri. Terkait dengan nama-nama orang yang akan mengisi posisi tersebut, Tisha masih bungkam. ’’Nggak penting nama-namanya. Yang penting sistemnya dulu,’’ ujar Tisha.
Dia menampik bahwa badan tersebut dibentuk karena adanya kritik keras tentang sistem perwasitan selama musim lalu. Menurut dia, hal itu sudah direncanakan oleh PSSI sejak 2018. Termasuk bekerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA).
’’Jangan disangka semua yang ada di PSSI kayak jualan kecap. Ada ini, baru kami bikin. Kami bekerja sama JFA hingga 2022. Dari situ ilmunya kami serap untuk bsia mendirikan badan independen ini,’’ imbuhnya.
Di sisi lain Plt Head of Referee PSSI Efraim Ferdinand mengatakan, tugas komite wasit sendiri akan mendampingi badan independen tersebut. Sebab, badan independen itu bertugas untuk penunjukan wasit, monitoring, dan assesement wasit di Liga 1 dan Liga 2.
Sementara itu, manajer Madura United Haruna Soemitro menilai bahwa adanya badan independen wasit tidak akan banyak memberikan pengaruh. Bagi pria yang juga pernah menjabat manajer Persebaya Surabaya itu, selama wasit masih manusia tidak akan terlepas dari kesalahan.