BULUTANGKIS

Pelatih Malaysia Terinspirasi Sosok Pencetak Generasi Emas Indonesia

Olahraga | Sabtu, 23 Mei 2020 - 00:29 WIB

Pelatih Malaysia Terinspirasi Sosok Pencetak Generasi Emas Indonesia
Indra Wijaya (kiri) bersama Tong Sin Fu dan Candra Wijaya. (REPRO THE STAR)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pelatih kepala tunggal putri tim nasional Malaysia, Indra Wijaya, mengaku memiliki motivasi ekstra untuk menjadikan pemain negeri jiran menjadi kuat dan diperhitungkan dunia.

Indra bergabung dengan Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) sebagai pelatih tunggal putra pada 2016. Namun, sejak bulan ini, dia bertanggung jawab atas enam tunggal putri.


"Saya senang dengan peran baru di BAM. Saya ingin menjadi pelatih yang baik seperti mentor saya. Dan saya percaya itu adalah tanggung jawab saya untuk menjaga nama dan reputasi," kata Indra dikutip dari harian Malaysia, The Star.

Mentor yang disebut pelatih asal Indonesia itu adalah Tang Hsien Hu alias Tong Sin Fu. Sin Fu bermain untuk Indonesia antara 1961--1979 sebelum beralih menjadi pelatih pada 1981. Dia berpindah tempat beberapa kali antara Indonesia pada 1981 dan 1987-1998. Serta di Cina pada 1982 sampai 1987 plus 1998 sampai dia pensiun pada 2010.

Sin Fu adalah pelatih kelahiran Teluk Betung, Lampung. Dan dia adalah tokoh yang berpengaruh membentuk juara dunia lima kali dan peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 serta London 2012, Lin Dan.

Di Indonesia, Sin Fu melahirkan generasi emas Indonesia yang mendominasi dunia pada awal 1990-an antara lain Icuk Sugiarto, Eddy Kurniawan, hingga generasi Joko Suprianto, Alan Budikusuma, Hermawan Susanto, Ardy B Wiranata, dan Hariyanto Arbi. Bintang terakhir yang lahir dari tangan Sin Fu adalah Hendrawan.

Sin Fu terpaksa pindah ke Cina pada 1998 karena perjuangannya mendapatkan status WNI mentok. Di Cina, Sin Fu memoles nama-nama seperti Xia Xuanze, Xi Jinpeng, dan yang paling sukses adalah Lin Dan.

Indra Wijaya mengatakan mendapat bimbingan Si Fu, saat masih berumur 13 tahun. Dia berlatih bersama saudaranya yang juga peraih emas ganda putra di Olimpiade Sydney 2000 Candra Wijaya.

"Kemudian Candra dan saya bergabung dengannya dalam tim nasional. Saya banyak belajar darinya. Si Fu mengajarkan saya tidak hanya trik dalam bulu tangkis, tapi juga bagaimana menjadi orang baik dalam hidup," ungkap Indra.

"Saya masih tetap berhubungan dengan dia. Bahkan, dia merayakan ulang tahunnya yang ke-74 tahun ini. Saya mendapatkan beberapa masukan pembinaan dari dia secara teratur juga. Dia akan selalu menjadi guru saya," tambahnya.

Indra mengatakan, selama satu dekade ini, karir pembinaannya telah diperkaya. Hal itu berkat pengalaman dan pengetahuan dari Sin Fu.

"Saya meninggalkan Indonesia pada 2000 dan bermain untuk Singapura selama empat tahun. Lalu, saya membantu Candra (Wijaya) di akademi di Jakarta selama dua tahun. Saya mengikuti pelatihan penuh waktu setelah itu," kata anggota tim peraih Piala Thomas 1998 itu.

Sebelum merapat ke Malaysia, Indra sempat melatih tunggal putra Korea Selatan. Jadi, kata Indra, menangani tunggal putri di Malaysia akan menjadi tantangan baru baginya. Indra menambahkan, dia akan mulai dengan membangun kepercayaan para pemain.

"Saya melakukan hal yang sama ketika saya mulai sebagai pelatih untuk Lee Zii Jia, Leong Jun Hao, dan Cheam June Wei pada 2016. Saya akan melakukan hal yang sama dengan tunggal putri. Setiap pemain memiliki karakter yang berbeda dan saya harus mengenal mereka lebih dulu," jelasnya.

"Bagi saya, membangun kepercayaan mereka adalah pondasi. Itu tidak mudah dan itu butuh waktu. Saya ingin sekali menjadikan ini sebagai tugas pembinaan yang sukses," lanjutnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook