DOHA (RIAUPOS.CO) - Prancis akan ditantang Australia di laga pertama mereka di Grup D. Terlepas dari badai cedera yang mengganggu, skuat Les Bleus masih sangat mewah dan harusnya bisa mengatasi The Socceroos.
Sang juara bertahan mengalami dua kehilangan besar menjelang kick off Piala Dunia 2022. Setelah Christopher Nkunku cedera sehari jelang keberangkatan tim ke Qatar, Karim Benzema kemudian menyusul out di akhir pekan.
Kehilangan dua bomber itu menambah panjang daftar cedera Tim Ayam Jantan yang berusaha mempertahankan gelar. Sebelumnya, mereka sudah kehilangan tiga alumni Piala Dunia 2018, Paul Pogba, N’Golo Kante, dan Presnel Kimpembe.
Absennya mereka jelas sebuah kehilangan besar. Pogba dan Kante merupakan nyawa lini tengah Prancis beberapa tahun terakhir. Sementara Benzema dan Nkunku sedang dalam performa terbaiknya.
Benzema, yang meraih Ballon d’Or 2022 mencetak 44 gol spektakuler dalam 46 pertandingan untuk Real Madrid pada 2021-22 untuk membantu raksasa Spanyol itu memenangkan La Liga dan Liga Champions. Sedangkan Nkunku mencetak 37 gol dan 11 assist sepanjang 2022 ini.
Namun, jika ada negara yang bisa menangani pukulan bertubi-tubi seperti itu, maka itu pasti timnas Prancis. Mereka tak pernah kehabisan stok bintang.
Makanya, meski sedih kehilangan pemain, Pelatih Prancis Didier Deschamps menegaskan timnya siap memulai turnamen dengan hasil terbaik di Stadion Al-Wakrah Al Janoub, dini hari nanti.
"Terlepas dari kemunduran baru ini, saya memiliki kepercayaan penuh pada tim saya. Kami akan melakukan segalanya untuk menghadapi tantangan besar yang menanti kami," kata Deschamps di situs resmi FIFA.
Dengan Benzema absen, Deschamps kemungkinan besar akan mengandalkan trisula pemenang Piala Dunia 2018-nya; Olivier Giroud, Kylian Mbappe, dan Antoine Griezmann. Dalam formasi 4-2-3-1, Giroud akan disokong Griezmann, Mbappe, dan Ousmaane Dembele.
Khusus Giroud, ia memiliki motivasi ekstra setelah hanya tertinggal dua gol dari rekor Thierry Henry. Legenda Arsenal itu mencetak 51 gol dan menjadi pemain tersubur sepanjang masa Les Bleus.
"Jelas saya punya target ini, bonus semacam ini di kepala saya untuk mengalahkan (Henry), tapi target utama sebagai sebuah tim adalah melangkah sejauh yang kami bisa dalam kompetisi," kata striker AC Milan itu dalam konferensi pers dikutip dari The Analyst.
Untuk lini tengah, Adrien Rabiot akan berpasangan dengan Aurelien Tchouameni. Sementara jika merujuk latihan mereka, Les Blues akan memainkan Benjamin Pavard, Dayot Upamecano, Ibrahima Konate dan Lucas Hernandez sebagai empat bek pengawal Hugo Lloris.
Di kubu Australia, secara peringkat dan kedalaman skuat, mereka bukan apa-apa bagi Les Blues. Namun, pelatih The Socceroos, Graham Arnold menegaskan mereka siap menjadi masalah bagi sang juara bertahan.
"Kami tahu kekuatan mereka. Ini tentang 10 kemeja biru melawan 10 kuning, dan ini adalah pertarungan individu. Kami memiliki DNA Australia - kami akan pergi ke sana dan bertarung, menendang, mencakar, melakukan apa pun yang diperlukan," kata Arnold di The Sydney Morning Herald.
Sang pelatih mengklaim sudah mempelajari kekuatan Prancis. "Salah satu kekuatan mereka adalah secara teknis, dan kami harus menghadapi mereka, dan memastikan bahwa kami mengambil kekuatan itu dari mereka," jelasnya.
Prancis adalah lawan pertama Australia di Piala Dunia terakhir, empat tahun lalu. Saat itu, Les Bleus menang 2-1 melalui gol bunuh diri Aziz Behich. Dan Arnold percaya mereka tidak harus khawatir pada kekuatan Tim Ayam Jantan.
"Saya sudah mengadakan pertemuan dengan para pemain yang bermain di pertandingan itu. Banyak dari mereka mengatakan bahwa setelah pertandingan mereka merasa bahwa mereka sama baiknya (seperti Prancis) atau bisa lebih baik. Itulah mentalitas yang harus kami jalani. Mari masuk lapangan dengan keyakinan itu dan pastikan sejak menit pertama kita siap," katanya.
Arnold akan mengandalkan pemain-pemain berpengalaman seperti Aaron Mooy, Ajdin Hrustic, Thomas Deng, Jackson Irvine, Behich, serta kiper Mat Ryan. Ryan menjadi sorotan lebih lantaran ia kemungkinan akan bekerja lebih keras menahan gempuran Mbappe dkk.
Kedua negara sudah pernah bertemu lima kali sebelumnya. Termasuk hasil di Rusia, Prancis unggul dengan tiga kemenangan berbanding satu milik Australia. Satu-satunya kemenangan Australia mereka catatkan di fase grup Piala Konfederasi FIFA 2001. Saat itu, mereka unggul 1-0.(amr/eca)
Laporan JPG, Doha