PEKANBARU (RP) - PSPS realistis ketika menghadapi Persidafon Dafonsoro di laga putaran kedua ISL yang digelar di Stadion Barnabas Youwe, hari ini, Rabu (22/5). Target tak kebobolan dengan mengandalkan strategi negatif football akan diterapkan melawan Laskar Gunung Cyklop, julukan Persidafon.
‘’Tak kebobolan saja sudah cukup buat kami. Dengan demikian maka kami tidak kalah. Jadi, kami akan main bertahan lawan Persidafon besok (hari ini, red). Mungkin hanya 30 persen kami menyerang dan sisanya 70 persen saya minta anak-anak fokus menjaga pertahanan,” ujar caretaker pelatih PSPS Afrizal Tanjung, Selasa (21/5) kepada Riau Pos.
Target realistis ini memang wajar. Pasalnya secara materi PSPS jauh di bawah. Di putaran kedua, PSPS banyak ditinggalkan pemain pilar, bahkan di laga petang ini PSPS hanya diperkuat satu pemain asing yakni Camara Namory. Sementara Persidafon tampil full team, termasuk mantan striker PSPS, Ndiaye Pape Latyr yang baru bergabung.
Tak hanya itu, tuan rumah sedang on fire usai menahan imbang Sriwijaya FC 1-1 di laga sebelumnya di Stadion Jakabaring Palembang. Sedangkan PSPS baru saja menelan dua kali kekalahan beruntun di kandang. Selain itu, kondisi fisik pemain PSPS juga terkuras karena baru tiba di Papua, Rabu (22/5) pagi.
Ya, PSPS baru berangkat ke Papua, Selasa (21/5) karena Senin (20/5) batal berangkat akibat tak punya uang untuk membayar tiket yang sudah di-booking. “Mudah-mudahlah anak-anak bisa tampil maksimal. Yang terpenting jangan sampai ada yang cedera,” ujar Afrizal.
Afrizal mengatakan kelelahan bisa jadi kendala tim. “Kami baru sampai besok pagi (hari ini, red) dan sore langsung bertanding. Jadi kondisi ini jelas mempengaruhi fisik anak-anak,” tambahnya.
Afrizal menyebutkan tetap memainkan formasi 4-2-3-1 dengan sistim bertahan. “Di kandang saja kita pernah mengalami kekalahan 1-2, apalagi mereka nanti diperkuat pemain baru,” tambahnya. Persidafon yang dilatih Ernest Pahelerang saat ini juga berjuang keluar dari zona degradasi.(das/*3)