MENPORA: WNBL ADALAH JAWABAN MERATANYA DBL

Basket Putri Kembali Digelar

Olahraga | Rabu, 22 Februari 2012 - 08:33 WIB

Laporan JPNN, Jakarta

Basket Indonesia terus menggeliat. Setelah kompetisi basket putra tertinggi, Flexi NBL Indonesia berjalan sukses, kali ini giliran para pebasket putri yang punya kesempatan sama. Itu setelah PT DBL Indonesia yang juga menjadi penyelenggara NBL diminta oleh PP Perbasi dan klub-klub untuk mengelola WNBL, kompetisi basket putri profesional yang didukung Jawa Pos For Her.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kompetisi tersebut akan dimulai di seri Surabaya dan berakhir di DI Jogjakarta. Aroma profesional pun melekat kuat karena kompetisi itu akan “menempel” di NBL. Sebanyak lima tim akan berpartisipasi di kompetisi tersebut. Mereka ialah Tomang Sakti Mighty Bees Jakarta, Surabaya Fever, Sritex Dragons Solo, Sahabat Semarang serta Rajawali- Tunas Mojang Jawa Barat.

Masing-masing tim akan saling bertemu dua kali. Nantinya, peringkat dua besar akan melaju ke partai pemungkas yang diselenggarakan sehari sebelum grand final NBL. Kehadiran WNBL pun mendapat sambutan positif dari semua insan basket Indonesia.

PP Perbasi menyatakan kegembiraannya karena para pebasket putri kini memiliki wadah untuk terus bertanding setelah tampil di level sekolah maupun universitas. Apalagi, kompetisi tertinggi di basket putri sudah cukup lama absen. Kali terakhir ialah pada 2008 saat masih bernama Kobanita.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada PT DBL Indonesia yang akhirnya mau untuk kami todong lagi guna mengelola basket. Kami menyambut gembira dengan diterimanya permintaan kami kepada PT DBL Indonesia,” terang Agus Mauro, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP Perbasi saat Launching Jawa Pos for Her Women’s National Basketball League (WNBL) Indonesia di Tartine Cafe, FX Mall Jakarta Selasa (21/2).

PP Perbasi pantas merasa bahagia dengan kehadiran WNBL. Pasalnya, kini kompetisi di Indonesia kian komplet. Di level pelajar ada Honda DBL Indonesia yang merupakan kompetisi basket terbesar di tanah air. Sementara, di level mahasiswa ada Libamanas. Sedangkan di tataran profesional ada NBL dan WNBL.

PP Perbasi tentu bakal dimudahkan untuk menjaring pemain-pemain berkualitas guna menghuni Timnas. Apalagi, setelah mereka mengalami pengalaman pahit saat mempersiapkan tim untuk diterjunkan di SEA Games 2011 lalu.

“Saat itu, kami meminta 24 pemain putri. Ternyata manajer hanya sanggup memberikan 14 pemain karena memang tidak ada kompetisi. Saya harapkan ini menjadi awal yang bagus,” tegas Agus.

Tak hanya PP Perbasi yang senang dengan lahirnya WNBL. Klub-klub peserta pun menunjukkan antusiasmenya menyambut kompetisi itu. Kehadiran WNBL mengobati kerinduan para pemilik klub maupun pebasket putri untuk berkiprah di level profesional. Latihan yang mereka jalani pun kini tak sia-sia karena akhirnya memiliki wadah yang jelas.

“Saya sendiri sangat happy dengan adanya WNBL. Para pemain putri sekarang punya kesempatan bertanding di level professional. Kami memikirkan longterm. Artinya, jangka panjang untuk basket Indonesia. Sekarang istri saya memiliki kegiatan tambahan serta uang belanjanya berkurang,” terang Christopher Tanuwidjaja, komisaris Surabaya Fever sambil melirik sang istri Sherly Humardani yang merupakan mantan penggawa Timnas.  

Hal yang sama juga diungkapkan owner Tomang Sakti Hasan Gozali. Pria yang juga menjabat sebagai manajer timnas basket putri di SEA Games 2011 lalu itu mengatakan bahwa keberadaan WNBL akan membuat basket putrid Indonesia bergerak maju.

“Misalnya saja Tomang Sakti. Selama ini kami hanya bertanding di Jakarta. Tapi kini anak-anak bisa bertanding di tingkat nasional. Ini merupakan babak baru basket Indonesia,” ucap Hasan.

Tak hanya para pelaku yang merasa bahagia dengan keberadaan WNBL. Artis Soraya Hylmi yang turut hadir di launching tersebut juga mengaku bahwa basket putri Indonesia siap melompat lebih tinggi. Apalagi, setelah WNBL dikelola PT DBL Indonesia.

“Kami semua tahu bagaimana kinerja PT DBL Indonesia. Mereka bukan hanya sukses menyelenggarakan iven nasional, tetapi juga internasional. Untuk musim pertama memang masih menempel di NBL. Tapi musim selanjutnya bisa jadi berdiri sendiri,” terang Soraya.

Harapan yang sama juga diungkapkan Menpora Andi Alfian Mallarangeng. Menteri asal Makassar tersebut menyatakan bahwa WNBL akan menjadi batu loncatan bagi Indonesia untuk berprestasi di level internasional.

“WNBL menjadi jawaban atas meratanya DBL serta keberadaan Libamanas. Kini para pemain putri memiliki kans yang sama dengan pemain putra. Kalau semakin bagus, bukan tidak mungkin akan mendapatkan emas di SEA Games 2013 nanti,” tegas Andi.

Commissioner WNBL Azrul Ananda menyatakan bahwa pihaknya memang memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan kompetisi profesional di sektor putri. Apalagi, setelah melihat bagaimana kiprah para pemain jebolan DBL saat di Libamanas kemarin.

“Banyak sekali pemain Libamanas yang merupakan alumnus DBL. Setelah Libamanas, mereka seolah mengalami kebingungan karena tak ada kompetisi. Setelah berpikir dan terus didesak, kami akhirnya memutuskan untuk memulainya sekarang. Untuk musim pertama memang baru lima tim. Kami tak mau berpikir terlalu jauh. Tapi, selama kami bekerja, bekerja dan bekerja, hasil baik akan datang dengan sendirinya,” tegas Azrul.(ru/das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook