JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Ketika musim balap 2020 belum bergulir, tim-tim top MotoGP bahkan sudah memastikan sebagian line-up pembalap untuk tahun depan. Yang paling anyar adalah pengumuman Honda Racing Corporation (HRC) yang memperpanjang kontrak Marc Marquez hingga akhir 2024.
Durasi tersebut lebih panjang dua kali lipat jika dibandingkan dengan kontrak pembalap pada umumnya yang rata-rata dua tahun.
Nah, di kala Marc Marquez sudah mengamankan kursi balapnya hingga empat musim ke depan, sang adik, Alex, harus berjuang dulu membuktikan kemampuannya tahun ini demi meyakinkan HRC agar memperpanjang kontraknya musim depan. Sebab, kontrak Alex hanya berdurasi semusim.
Langkah cepat HRC itu sekaligus membikin pusing Ducati. Perburuannya untuk menggaet rider-rider top berstatus juara dunia gagal total. Sebab, sebelum ini, Yamaha juga memastikan duet Maverick Vinales dan Fabio Quartararo sebagai pembalapnya musim depan.
Padahal, Ducati berambisi mendatangkan satu di antara mereka saat kontraknya kedaluwarsa akhir musim ini. Tetapi, Yamaha yang mengendus rencana itu langsung memagari keduanya. Bahkan sampai harus mendepak Valentino Rossi dari tim utama.
Dengan keputusan HRC itu pula, harapan fans MotoGP untuk menyaksikan Marquez membalap di atas motor selain Honda pupus sudah. Setidaknya hingga 2024. Saat itu usia Marquez sudah 31 tahun.
"Honda memberiku kesempatan dengan langsung memberikan motor pabrikan ketika kali pertama aku naik ke MotoGP pada 2013. Sejak tahun pertama itu, kami merengkuh kesuksesan bersama dan aku bahagia bisa melanjutkan (kerja sama ini) sebagai bagian dari keluarga Honda," ujar Marquez seperti dikutip situs resmi HRC.
Di pentas MotoGP, Marc sudah merengkuh enam gelar juara dunia sejak dipromosikan pada 2013. Satu gelar terlepas dari genggamannya pada musim 2015 ketika Jorge Lorenzo berjaya bersama Yamaha. Selebihnya, dia kembali mendominasi hingga yang terakhir menggamit empat gelar juara beruntun.
Presiden Honda Racing Corporation Yoshishige Nomura menyatakan senang dengan langkah timnya. "Kami memulai pembicaraan beberapa bulan lalu. Kedua pihak menginginkan tetap bersama dan melanjutkan kemenangan," ujarnya.
Musim ini akan menjadi salah satu tahun yang unik buat Marc Marquez. Sebab, dia akan berdampingan dengan sang adik, Alex, di paddock Honda. Meskipun masih menjalani pemulihan pascaoperasi bahu, Marquez tetap menjadi rider paling diperhitungkan musim ini.
Keputusan Honda dan Marquez tersebut sudah pasti membuat Ducati tambah pusing. Sebab, sampai saat ini, mereka memilih menunda keputusan untuk memastikan line-up pembalap musim depan. Apalagi, isu yang berembus menyebutkan bahwa Suzuki juga bakal mempertahankan dua pembalapnya, Alex Rins dan Joan Mir.
Jadilah mereka terpaksa bertahan dengan rider "sisa-sisa". Dalam sebuah film dokumenter, jagoan Ducati Andrea Dovizioso mengaku sedang didekati Yamaha. Pembalap Italia tersebut menyatakan, fokusnya saat ini memang memburu gelar juara bersama Ducati.
"Namun, jika akhirnya harus meninggalkan Ducati, aku sudah siap," ujarnya. Gosipnya, Yamaha ingin menduetkan Dovi dengan Valentino Rossi di tim Petronas SRT. Namun, skenario lain juga menyebutkan bahwa Rossi bakal diduetkan kembali dengan Jorge Lorenzo di Petronas.
Jika sudah demikian, Ducati tak punya pilihan selain segera menetapkan Dovi sebagai rider utama musim depan. Sebab, tidak ada kandidat lain yang lebih baik daripada dia. Memang ada sosok Jack Miller yang cukup menjanjikan sepanjang membela Pramac dua musim terakhir.
Namun, Miller lebih pas jika diplot untuk menggantikan Danilo Petrucci yang belum juga menunjukkan konsistensi di tim utama.
Selain dua nama tersebut, masih ada Scott Redding, eks rider MotoGP yang kini menjadi bagian dari proyek Ducati di ajang WSBK 2020. Direktur Ducati Paolo Ciabatti menyebut karir Redding di MotoGP belum sepenuhnya berakhir.
"Kembali ke MotoGP menjadi tujuan buat Scott, tetapi hanya jika dia bisa menjuarai WSBK," papar Ciabatti sebagaimana dikutip Visordown.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal