Pemain PSMS Keberatan ke Jakarta

Olahraga | Sabtu, 20 Juli 2013 - 08:04 WIB

MEDAN (RP) - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sudah merilis jadwal ulang sidang untuk skuad PSMS versi PT Liga Indonesia pada Jumat (26/7) mendatang.

Namun hal ini ditanggapi dingin pemain PSMS yang sudah patah arang dalam menuntut gaji yang tak kunjung dibayar. Mereka meminta Komdis yang harusnya turun ke Medan untuk menuntaskan masalah ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ya, alasan yang sama masih akan memberatkan langkah pemain, pelatih dan ofisial untuk memenuhi panggilan itu. Untuk akomodasi ke Jakarta menjadi kendala karena memerlukan biaya tak sedikit, sementara mereka tak punya dana.

Memang, pemain masih dirundung duka karena gaji yang tertunggak berbulan-bulan tak juga dibayarkan pengurus PSMS. Secercah harapan lewat dana subdisi yang dijanjikan dari PT Liga Indonesia sebesar Rp100 juta juga belum sampai ke tangan pemain.

Kapten tim PSMS, Hardiantono mengaku belum mendengar kabar soal penjadwalan itu. Begitupun dirinya juga pesimis, dirinya dan rekan-rekannya bisa hadir.  

“Ya ini juga baru tahu. Tapi kalaupun dijadwal ulang bagaimana mungkin kami bisa ke sana. Belum ada pembayaran sepeserpun sampai sekarang. Pakai apa kami ke sana?,” ujarnya.

Sebelumnya Komdis lewat Ketuanya Hinca Panjaitan telah menegaskan urusan akomodasi tak menjadi tanggung jawabnya. Melainkan menjadi tanggung jawab klub.

Disebutnya ini merupakan kesempatan untuk membela diri bagi 11 pemain yang berdemo di Jakarta juga mengungkap keterangan soal upaya pengaturan skor di putaran kedua lalu.

“Pembelaan apa pula? Kami tidak perlu membela diri karena kami tidak salah. Hanya menuntut hak apa itu salah? Kok seperti kami yang salah besar pakai pembelaan segala. Kami merasa dipersulit. Ada apa ini?,” beber mantan kapten Sumut di PON 2012 ini.

Tono, sapaan akrabnya, berharap Komdis peka terhadap kondisi pemain yang saat ini sangat memprihatinkan. Menjalankan Ramadan dan menjelang Idul Fitri tapi tidak juga ada kucuran dana yang masuk. Malah harus diberatkan dengan panggilan ke Jakarta.

“Komdis harusnya peka. Bagusnya memang Komdis yang ke Medan. Masak kami semua harus berangkat ke Jakarta. Mana pengurus tidak mau membiayai,” bebernya.

Soal  dana Rp 100 juta yang harusnya menjadi hak pemain pasca kesepakatan PT LI dengan Ketua Umum Indra Sakti juga tidak jelas sampai saat ini.

“Uang 100 juta itu tidak ada tanda-tanda bakal diberikan ke kami,” ujarnya.

Senada, kiper PSMS LI, Irwin Ramadhana mengatakan tidak ada salahnya Komdis turun ke Medan untuk menyelesaikan masalah ini.

“Seandainya pun kami ada uang lebih baik kami alihkan uang tiket pesawat untuk beli kebutuhan dapur. Seharusnya, komdis mempertanyakan Ketua Umum, Indra Sakti soal pertanggungjawabannya tidak membayar gaji. Kenapa malah pemain yang mau dihukum,” katanya.(don/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook