LISBON (RIAUPOS.CO) - Ibu kota Portugal, Lisbon, dipilih UEFA menggelar babak perempatfinal, semifinal, dan final Liga Champions 2019/2020. Babak akhir Liga Champions itu rencananya diselenggarakan di markas Benfica dan Sporting Lisbon.
Namun, pemilihan itu --jika penonton boleh datang ke stadion-- disebut bisa menciptakan gelombang kedua virus corona di Lisbon, Portugal.
Akan tetapi, kekhawatiran muncul terkait kemungkinan gelombang kedua pandemi virus corona di Lisbon dengan pagelaran Liga Champions tersebut.
Pasalnya, sampai dengan saat ini belum diputuskan apakah laga-laga Liga Champions nanti akan digelar tanpa penonton sama sekali atau tidak. Atau hanya penonton dari dalam negeri saja.
Lisbon dipilih menggantikan Istanbul, Turki, yang sejak awal diproyeksikan menggelar final Liga Champions 2020. Pasalnya, Portugal dianggap memiliki kondisi yang lebih baik dibanding Turki dalam pandemi virus corona. Portugal juga dinilai mempunyai catatan pasien meninggal empat kali lebih sedikit dibandingkan dengan Inggris.
Meskipun, menurut Mirror jumlah kasus positif baru di Portugal masih berada di kisaran ratusan setiap harinya dalam sebulan terakhir. Dengan 80 persen di antaranya terjadi di Lisbon, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Portugal.
Pada Kamis (18/6/2020), Presiden UEFA Aleksander Ceferin ingin pertandingan-pertandingan Liga Champions nanti dimainkan tanpa penonton. Akan tetapi, harapan itu disebut bisa berubah sebelum undian yang dilakukan pada 10 Juli nanti.
"Kami tidak tahu apakah hanya suporter lokal atau tidak. Jika tidak ada suporter, atau bahkan fan dari klub yang berbeda yang bisa datang ke stadion." ujar Ceferin.
"Seperti yang terlihat saat ini, jika kami memutuskan sekarang, maka kami akan bermain tanpa penonton. Kami harus menunggu karena situasinya berubah setiap hari, kami harus melihat bagaimana situasinya pada bulan Agustus," ucap Ceferin menambahkan.
Sumber: UEFA/CNN/Mirror/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun