PARIS (RIAUPOS.CO) - Koran Prancis Le Figaro merilis sepuluh nama pemain sepak bola yang punya kemampuan luar biasa. Penyerang Paris Saint-Germain (PSG) dan timnas Prancis Kylian Mbappe menjadi yang tercepat.
Ketika Kylian Mbappe mengobrak-abrik pertahanan Argentina pada babak 16 besar Piala Dunia 2018, mantan juara Eropa nomor 110 meter lari gawang asal Prancis yang juga pelatih fisik Angers Stephane Caristan kepada L’equipe berkomentar simpel. ”Teknik larinya pas,” ucapnya.
Selain membukukan brace, Mbappe mengkreatori gol pembuka Prancis dari titik penalti oleh Antoine Griezmann. Bek Argentina Marcos Rojo yang tertinggal di belakang Mbappe harus menjatuhkan Donatello –julukan Mbappe- untuk menghentikan sprint Mbappe yang luar biasa cepat. Kecepatan tertinggi Mbappe mencapai 37 km/jam di laga
”Bagian atas pelvis Mbappe bergerak ke belakang, sedangkan tulang pubisnya bergerak ke arah depan atau sebaliknya. Gerak ini membuat lutut lebih mudah digerakkan ke atas dan menimbulkan amplitudo yang besar. Jadi, inilah posisi ideal para pelari cepat,” jelas Caristan.
Dia melanjutkan, pijakan kedua kaki Mbappe juga sangat kuat. Caristan melihat tungkai kaki Mbappe saat lari tak pernah melebihi tinggi lutut. Hunjaman kaki yang kuat ke tanah membuatnya punya keseimbangan bagus saat berlari.
Pria 66 tahun itu berkata, lambaian atau gerakan bahu Mbappe sangatlah pas dan tak kaku. Dengan kefleksibelan bahu dan gerak tangan yang seimbang, dia sulit dikejar pemain lawan.
”Mungkin kalau terjun ke dunia atletik, Mbappe akan bisa menjadi salah satu pelari hebat. Namun, ada beberapa teknik yang harus didalami. Sebab, terdapat perbedaan antara sepak bola dan atletik,” ucap Caristan.
Le Figaro menuliskan, kecepatan Mbappe rata-rata 36 km/jam. Kalau melihat yang dicatatkannya dua tahun silam saat di Rusia, angkanya menurun. Toh, kenyataannya, Mbappe masih jadi yang tercepat.
Sebagai komparasi, manusia tercepat dunia, Usain Bolt, punya kecepatan 44,74 km/jam yang membuatnya sanggup berlari 9,58 detik untuk jarak 100 meter saat kejuaraan dunia Atletik 2009 di Berlin.
Nah, jika Caristan bicara dari sisi teknik berlari Mbappe yang pas buat sprint, pandit Simon Kuper punya perspektif berbeda. Yakni, bagaimana negara multiras seperti Prancis yang menjadi jujukan banyak imigran Afrika melahirkan persilangan ras yang luar biasa.
Deretan nama pemain Prancis berdarah Afrika, mulai Mbappe (Kamerun), Paul Pogba (Guinea), Blaise Matuidi (Angola), Samuel Umtiti (Kamerun), N’Golo Kante (Mali), Nabil Fekir (Aljazair), dan Corentin Tolisso (Togo).
Sementara itu, menurut Live Science dalam penelitian selama hampir lima dekade, bisa disimpulkan bahwa atlet yang memiliki DNA Afrika dipastikan punya potensi berlari lebih cepat daripada ras-ras yang lain.
”Mereka yang punya garis keturanan Afrika secara fisik memiliki lengan yang lebih panjang, tapi lingkar tulang lengan lebih kecil. Artinya, titik tengah gravitasi mereka lebih tinggi jika dibandingkan dengan ras-ras lain yang tinggi badannya sama,” tulis peneliti gen Duke University Adrian Bejan. ”Sedangkan ras Asia dan Eropa lebih panjang torsonya. Jadi, titik gravitasi lebih rendah,” tambahnya.
Karena itulah, menurut kajian Bejan, seseorang dengan titik tengah gravitasi lebih tinggi akan memengaruhi seberapa cepat gerakan kaki saat menginjak tanah. Dia melanjutkan, tidak berarti torso yang panjang tak memberikan keuntungan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman