MANDALIKA (RIAUPOS.CO) - Rider-rider Repsol Honda benar-benar murka dengan keputusan Michelin membawa ban “baru” ke GP Indonesia di Sirkuit Mandalika.
Mereka menyebut keputusan tersebut ngawur karena semua tim, terutama Honda, telah mendapatkan banyak data mengenai ban standar selama tes pramusim tiga hari di sirkuit ini.
Namun karena merasa menemukan masalah pada ban standar, yakni terlalu panas hingga 160 derajat ketika dipakai di Mandalika, Michelin menggantinya dengan ban yang pernah terakhir dipakai pada 2018.
Dua pembalap Repsol Honda, Pol dan Marc Marquez tidak ada yang lolos ke kualifikasi 2. Bahkan Marquez mengalami crash sampai dua kali di kualifikasi 1.
“Lucu sekali karena kita bermasalah dengan ban di tes pramusim karena temperatur, tapi sekarang kita bermasalah dengan kemungkinan tidak bisa menyelesaikan balapan karena ban,” keluh Pol Espargaro.
”Kami punya masalah besar dengan ban depan yang kami tidak tahu harus diapakan. Mungkin kami tidak bisa finis di balapan besok (hari ini),” tandasnya.
”Karena ban belakang tidak cukup berfungsi, motor jadi lebih sulit dibelokkan. Jadi kami harus menuntut terlalu banyak pada ban depan untuk bekerja keras di temperatur tinggi. Akibanya ban depan hancur,” tandasnya.
”Kami benar-benar muak dengan keputusan membawa ban yang sudah berumur 4 tahun,” ucapnya.
”Di tes pramusim kami sangat kencang dengan ban standar. Sedangkan Ducati bermasalah. Sekarang menjadi sebaliknya,” gerutu Pol yang akan start dari posisi 16 tersebut.
Michelin sendiri bersikukuh bahwa keputusan mereka sudah benar. Jika dipaksakan menggunakan ban standar itu akan membahayakan pembalap.
Dengan ban saat ini, temperatur bisa dikurangi hingga 15 derajat.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman