JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Liverpool memang lolos ke final Piala Dunia Antarklub 2019. Klub berjuluk The Reds itu menang 2-1 atas klub Meksiko Monterrey. Namun, itu tidak didapatkan dengan mudah. Dengan susah payah, tim asuhan Juergen Klopp tersebut melewati juara Liga Champions Concacaf itu.
Apa sebab? Menurut mantan pemain Liverpool Harry Kewell, Liverpool kehilangan ketenangan ketika bek andalannya, Virgil van Dijk absen. Kebetulan, bek asal Belanda itu sakit dan Klopp terpaksa memainkan Jordan Henderson pada posisi bek tengah.
Selain absennya Van Dijk, sebelumnya Liverpool sudah tidak bisa memainkan Dejan Lovren dan Joel Matip yang cedera. Liverpool akhirnya bisa lolos ke final setelah gol menit-menit akhir dari Roberto Firmino yang bermain sebagai pengganti. Gol pertama Liverpool dicetak Naby Keita dan sempat disamakan Rogelio Funes Mori.
"Saat saya menyaksikan Liverpool, saya melihat Virgil terus-terusan berbicara dengan semua orang di sekelilingnya. Dia selalu berkomunikasi dengan semua full back dan orang-orang di depan dia," kata Kewell yang menjadi bagian dari skuad Liverpool yang kalah pada final Piala Dunia Antarklub 2005 kepada BBC Sport seperti dikutip Reuters.
"Ya, orang memang membicarakan dia sebagai bek hebat karena dia bisa menenangkan di belakang dan nyaman membawa bola. Tapi, tugas pertama bek adalah bertahan, dan dalam kasus Van Dijk, adalah juga mengorganisir seluruh pertahanannya," lanjut mantan pemain asal Australia itu. "Itulah yang paling hilang dari Liverpool saat melawan Monterrey. Tidak ada yang memiliki visi pertahanan atau kemampuan meredam bahaya seperti dia punya."
Berikutnya, juara Liga Champions itu akan bertarung dengan juara Copa Libertadores asal Brasil Flamengo dalam final besok. "Jelas mereka butuh dia (Van Dijk) kembali masuk tim untuk melawan Flamengo. Jika dia bugar, maka Liverpool akan tenang dan nyaman di belakangan dan semua orang akan jauh lebih tenang," sambung Kewell.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal