PIALA DUNIA 2022

Analisis Persaingan Grup H: Portugal Kombinasi Pengalaman dan Rising Star

Olahraga | Sabtu, 19 November 2022 - 05:00 WIB

Analisis Persaingan Grup H: Portugal Kombinasi Pengalaman dan Rising Star
Seorang murid sekolah seni di Mumbai, India, melukis sosok Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. (AFP PHOTO)

DOHA (RIAUPOS.CO) - Keberadaan bintang-bintang gaek yang tersebar di Grup H bakal memanaskan rivalitas. Sebab, para bintang senior ini ingin happy ending.

Maklum, Qatar 2022 bakal menjadi panggung terakhir mereka di pentas Piala Dunia. Rivalitas semakin panas lantaran sejumlah suksesor siap mengambil peran sebagai bintang masa depan.


-

Masih ada Cristiano Ronaldo di skuad Portugal. Meski usianya sudah 37 tahun dan mulai terpinggirkan di Manchester United, CR7 –julukan Ronaldo– masih menjadi andalan Portugal di Qatar 2022.

Uruguay? Mereka juga masih memiliki Edinson Cavani dan Luis Suarez. Korea Selatan (Korsel) pun masih bertumpu kepada Son Heung-min.

Tetapi, di Piala Dunia kali ini, pendar mereka mulai terancam oleh kehadiran bintang-bintang muda. Ancaman itu sudah ditunjukkan saat bermain di level klub.

Performa tersebut diharapkan bisa berlanjut di Qatar. Sebut saja Rafael Leao (Portugal), Darwin Nunez (Uruguay), Lee Kang-in (Korsel), dan Mohammed Kudus (Ghana). Kebetulan, Piala Dunia kali ini juga jadi debut bagi mereka.

’’Skuad di Piala Dunia kali ini merupakan perpaduan pemain berpengalaman dan para rising star. Tetapi, tidak tepat membandingkan satu generasi dengan generasi lainnya. Siapa pun yang bermain untuk Portugal, entah di masa lalu atau masa kini, selalu dan harus mempersembahkan yang terbaik,’’ ujar Ronaldo seperti dilansir ESPN.

Untuk Leao, secara statistik, dia memang sudah bisa menggantikan Ronaldo berdasar penampilan musim ini di level klub. Dia masih on fire bersama AC Milan.

Ingat, musim lalu dia menjadi pemain terbaik Serie A lantaran mengantarkan Rossoneri meraih scudetto yang pertama sejak musim 2010–2011. Dia juga bisa jadi kejutan formasi Portugal yang selama ini sangat bergantung kepada Ronaldo.

Apalagi, Ronaldo juga sudah jarang dipercaya menghuni starting XI oleh tactician Manchester United Erik ten Hag. Hal itu berimbas lurus dengan menurunnya produktivitas terhadap kontribusi gol Portugal.

Itu belum termasuk ruang ganti Portugal yang diyakini sedikit terdistraksi pascawawancara kontroversial Ronaldo dengan Piers Morgan lima hari lalu. Ronaldo blak-blakan membeberkan perlakuan United kepadanya.

’’Itu (wawancara Ronaldo, Red) tidak ada kaitannya dengan kami dan kami menghormatinya. Bahkan, tidak ada pemain (di Portugal, red) yang berkomentar mengenai wawancara itu, sama sekali,’’ ucap pelatih Portugal Fernando Santos seperti dilansir Daily Mail.

Untuk Darwin, dia yang pada awal kedatangannya kerap jadi sasaran bully lantaran belum tune in dengan Liverpool FC kini mulai menggeliat. Dia mengemas 7 gol dalam 10 laga terakhir bersama LFC di semua ajang.

Bersama La Celeste, julukan Uruguay, sebenarnya mantan pemain SL Benfica itu bisa diduetkan dengan Suarez. Total, ada sembilan laga mereka tampil bersama dengan Darwin mencetak 2 gol. Lalu, Suarez mengemas 5 gol dan 1 umpan gol. Bahkan, ada satu gol Darwin yang berasal dari umpan Suarez.

Tetapi, kans duet itu hadir karena tandem Suarez selama ini, Edinson Cavani, sedang tidak fit. Jika striker Valencia CF itu sudah pulih, Darwin sangat mungkin bakal ditepikan pelatih Diego Alonso.

Kang-in dan Kudus setali tiga uang. Bedanya, kans untuk jadi starter mereka lebih besar daripada Leao dan Darwin. Sebab, mereka bisa tampil di berbagai posisi. Selain itu, Son Heung-min yang merupakan pesaing Kang-in belum pulih dari cedera tulang lubang mata.

Hanya, khusus untuk Kudus, dia memang lebih maksimal jika menjadi striker daripada Inaki Williams. Koleksi 10 golnya bersama AFC Ajax musim ini jadi bukti sahih. Tetapi, di Ghana, dia kerap dimainkan sebagai gelandang atau gelandang serang. Itu yang membuat keran golnya macet menjadi 5 gol dari 18 caps.

’’Semua pemain terlihat siap dan fit. Prioritas kami adalah fokus memberikan yang terbaik bagi Ghana di Piala Dunia (daripada mengejar performa individu, red)’’ ujar Kudus.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook