KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2022

Regulasi Baru pada Euro 2020 Tidak Untungkan Juara Grup di Kualifikasi

Olahraga | Selasa, 19 November 2019 - 21:30 WIB

Regulasi Baru pada Euro 2020 Tidak Untungkan Juara Grup di Kualifikasi
Logo Euro 2020

JAKARAT (RIAUPOS.CO) -- Belanda sudah memastikan diri lolos ke Euro 2020 Minggu lalu (17/11). Oranje bersama Jerman merebut dua tiket lolos otomatis dari grup C. Tapi, kepada NU, tacticus Belanda Ronald Koeman menyatakan ingin Virgil van Dijk dkk bisa finis di atas Jerman alias menjadi juara grup.

Saat ini Belanda tertinggal 2 poin (16-18) dari Jerman. Nah, ketika Die Mannschaft menjamu peringkat ketiga Irlandia Utara di Waldstadion dini hari nanti (siaran langsung Mola Matrix/Mola Polytron Smart TV/Mola Polytron Streaming pukul 02.45 WIB), Oranje hanya menjamu juru kunci Estonia di Johan Cruijff Arena.


Menurut Koeman, lolos sebagai juara grup bakal mempermudah Belanda dalam pengundian fase grup Euro 2020 di Bukares, Rumania, 30 November mendatang. Benarkah? Bisa dibilang benar, bisa juga dibilang tidak.

Yang perlu diketahui, Euro 2020 berbeda dari Euro 2016 jika bicara tentang jalur kelolosan. Misalnya soal regulasi tuan rumah yang tak lolos otomatis. Kemudian, jalur playoff memiliki alur yang lebih panjang daripada edisi sebelumnya.

Berdasar regulasi Euro 2020, 24 tim yang lolos dari kualifikasi plus playoff akan dibagi dalam 4 pot. Pot 1 diisi 6 tim yang finis sebagai juara grup. Padahal, di ajang kualifikasi, ada sepuluh grup. Artinya, 4 juara grup lainnya harus masuk ke pot 2 dengan acuan ranking kualifikasi.

Dari ranking kualifikasi, Inggris (grup A), Belgia (grup I), dan Italia (grup J) sama-sama mengoleksi 21 poin. Poin Belgia dan Italia berkurang karena untuk grup yang dihuni enam tim, perolehan poin melawan tim peringkat keenam tidak dihitung. Sebaliknya, bagi Inggris yang grupnya dihuni lima tim, semua poinnya tetap diperhitungkan. Ukraina (20 poin/grup B) melengkapi tiga tim tersebut sebagai penghuni pasti pot 1 dalam undian.

Dua slot tersisa belum dipastikan karena juara grup seperti Prancis (19 poin/grup G) masih menunggu poin akhir dari grup C (Jerman atau Belanda), grup D (Denmark/Swiss/Irlandia), maupun Spanyol (grup F) dan Polandia (grup G). Sementara itu, Kroasia sebagai juara grup E otomatis masuk pot 2 karena hanya memiliki 17 poin.

"Seandainya kami masuk pot 1, itu bukan keuntungan karena di pot 2 pun banyak tim yang tangguh," kata pelatih Prancis Didier Deschamps kepada L’Equipe. Kemarin (18/11) Prancis berhasil finis sebagai juara grup G setelah mengungguli Turki dengan selisih 2 poin (25-23).

Selain Kroasia dan Rusia (runner-up grup dengan ranking kualifikasi terbaik sampai kemarin, 18/11) yang sudah pasti, pot 2 bisa dihuni Spanyol, Polandia, bahkan juara bertahan Portugal. Selecao das Quinas –julukan timnas Portugal– malah bisa melorot ke pot 3. "Kami bukan lagi favorit. Tetapi, kami tetap layak menjadi kandidat (juara di Euro 2020, Red)," ucap pelatih Portugal Fernando Santos kepada A Bola.

Dalam analisisnya kemarin, BBC Sport menulis kans Inggris berada di grup sulit. Sebut saja berdampingan dengan dua di antara Kroasia, Spanyol, Portugal, Belanda, dan satu lagi Republik Ceko. Nama terakhir memang satu grup dengan The Three Lions di kualifikasi. Tapi, dalam regulasi UEFA, tak ada larangan dua tim yang bertemu di kualifikasi tak bisa bersua lagi di fase grup putaran final.

"Kami punya kemampuan mengalahkan semua (tim, Red) jika berada dalam kondisi terbaik. Saya tak terlalu khawatir tentang nama-nama yang akan kami hadapi selanjutnya (di fase grup putaran final, Red). Malah lawanlah yang seharusnya khawatir bertemu kami," sumbar gelandang Inggris Alex Oxlade-Chamberlain kepada Daily Mail kemarin.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook