ROMA (RIAUPOS.CO) – Inter Milan, AC Milan, sampai SSC Napoli masuk dalam daftar klub yang menginginkan Paulo Dybala setelah striker timnas Argentina itu berstatus free agent.
Yaitu, sejak mengakhiri kontraknya bersama Juventus pada akhir musim lalu. Pada kenyataannya, tidak ada satu pun di antara tiga wakil Italia di Liga Champions, selain Juve, yang dipilih Dybala. La Joya atau Si Permata –julukan Dybala– justru memilih AS Roma yang notabene hanya berlaga di Liga Europa pada musim 2022–2023.
Ajang yang tidak pernah dilakoni Dybala selama berkostum Juve. Dalam tujuh musim terakhir, Dybala selalu berkiprah di Liga Champions. Berkebalikan dengan AS Roma. Musim lalu klub berjuluk Giallorossi itu malah bermain di kasta ketiga, Liga Konferensi Europa.
Meski, klub asuhan Jose Mourinho tersebut mengakhirinya dengan trofi juara. Lalu, apa yang melatarbelakangi Dybala memilih AS Roma? Tak lain karena telepon pagi-pagi dari Mourinho yang mampu meyakinkan pemain berusia 28 tahun itu.
”Aku menerima tantangan ini (bermain untuk AS Roma, red) dan sudah tidak sabar memulainya,” kata Dybala seperti dilansir Tuttomercatoweb.
Salah satu alasan Dybala sepakat dengan kontrak berdurasi tiga tahun dan gaji EUR 6 juta (Rp91,4 miliar) per musim di AS Roma bisa jadi peran sentral yang dijanjikan Mourinho. Yaitu, bakal mengenakan jersey dengan nomor punggung 10. Sejak ditinggal pensiun Francesco Totti pada musim panas 2017, nomor 10 seolah sudah diabadikan di skuad Giallorossi.
Belakangan, pemilik AS Roma Dan Friedkin mengubah kebijakan dengan meminta nomor 10 bisa dikenakan lagi oleh pemain di skuad Giallorossi. Dua bulan lalu, Totti pun menyetujuinya. Sebagai sosok yang pernah bertanggung jawab dalam operasi transfer AS Roma, Walter Sabatini menganggap Dybala sebagai sosok yang bisa mendongkrak performa klub asal ibu kota Italia itu.
’’Dia sosok juara yang punya efek menghancurkan dengan cara positif. Kedatangannya akan memberi harapan tim ini musim depan,’’ tutur Sabatini kepada GR Parliament.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman