NAYPYITAW (RP) - Salut untuk para atlet rowing. Ditarget empat emas oleh Satlak Prima, Iswandi dkk malah melebihi ekspektasi dengan lima emas.
Selasa (17/12) di Ngalaik Dam, rowing mendapat dua emas, satu perak, dan satu perunggu. Padahal Senin (16/12) lalu rowing sudah membukukan tiga emas dan dua perunggu.
Dua medali emas kemarin didapatkan dari LM2- (lightweight men coxless pairs) dan M8+ (men coxed eights).
Lalu perak LW1x (lightweight single sculls). Sedang perunggu dari LW4-(lightweights women coxless fours).
Di LM2-, duo Arief-Thomas Hallatu menjadi yang tercepat dengn catatan tujuh menit 7,92 detik. Disusul Filipina dan Vietnam dengan torehan waktu tujuh menit 9,53 detik serta tujuh menit 10,9 detik.
Lalu di M8+, Jamaludin dkk memastikan podium pertama berkat catatan lima menit 59,88 detik. Kemudian Thailand dan Filipina dengan enam menit 0,60 detik serta enam menit 12,26 detik.
Kisah sukses atlet rowing kemarin tak lepas dari tangan dingin pelatih asal Belanda Boudewijn van Opstal. Boudewijn yang kerja keras menempa atlet rowing Merah Putih sejak 2011 lalu, membangun karakter disiplin tinggi kepada anak asuhnya.
Dua tahun silam, Indonesi mendapat tiga emas, satu perak, dan satu perunggu. Kenaikan hampir dua kali lipat medali emas dari rowing itu, membuat Boudewijn pede menatap Asian Games tahun depan di Incheon.
‘’Saya hanya mau bilang kami lebih baik dari dua tahun lalu. Lima emas bukan hasil yang buruk kan? Dari sembilan nomor rowing, kami dapat lima. Ini membuat Indonesia juara umum,’’ kata Boudewijn.
Disipilin tinggi juga membentuk kesuksesan tim dayung ini. Porsi latihan pagi yang harus mengayuh 24 kilometer lalu sore hari 20 kilometer, membuat anak-anak tak punya waktu istirahat panjang.
Bicara soal rahasia kesuksesan tim rowing Indonesia, Boudewijn tanpa ragu menyebut adanya kapal Filippi membuat anak-anak kian semangat. Last piece of the puzzle is completed.
Demikian Boudewijn mengibaratkan datangnya Filippi ke arena balapan.
Namun salah seorang pengurus PB PODSI (Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia) menuturkan kalau Filippi datang dengan berkat lobi kuat mereka. Sebab hingga kemarin, perahu Filippi itu belum dibayar lunas.
Sementara itu, salah satu atlet rowing Thomas Hallatu kemarin tak bisa menyembunyikan air mata kebahagiaan usai memenangi pertandingan.
Berpatner dengan Pratu Arief, Thomas mempersembahkan kemenangan kemarin untuk almarhumah mamanya yang meninggal dua bulan sebelum SEA Games.
‘’Ini saya persembahkan untuk mama. Dia yang mendorong saya jadi atlet. Dia juga yang berkata jangan mudah puas untuk menajadi atlet,’’ kata Thomas lagi.
Di sisi lain, para atlet rowing berkata semangat ‘’lima ribu’’ ala Boudewijn selama ini membuat mereka kian bersemangat. Selama latihan, Boudewijn menerapkan denda Rp5 ribu kepada anak asuhnya jika mereka gagal mencapai limit waktu.
Misal latihan kategori M8+, catatan waktu tak sesuai keinginan Boudewijn maka para kru harus membayar Boudewijn Rp40 ribu usai latihan. Uang tersebut lantas diwujudkan menjadi kas tim dan digunakan untuk makan-makan bersama.
‘’Selain itu, kalau Anda mau foto bersama saya, jepretan pertama gratis. Kedua Anda harus bayar lima ribu,’’ kata Budewijn lalu tertawa. (dra/ren/jpnn)