WARSAWA (RP) - Federasi Sepak Bola Rusia (RFS) menegaskan akan melakukan segala upaya untuk lepas dari jeratan hukuman UEFA. Bayang-bayang sanksi berat dan masa depan sepak bola yang suram dari badan sepak bola tertinggi di Eropa itu membuat RFS bergerak cepat.
Juru bicara RFS kepada Press Association Sport menyatakan siap melakukan banding dan melakukan penertiban suporter. Pernyataan sikap RFS tersebut seolah berbalik 180 derajat dari sehari sebelumnya saat berkata tak akan ambil pusing soal sanksi UEFA.
Gara-gara ulah suporter Rusia saat pertandingan lawan Ceko Sabtu (9/6) lalu itu, Rusia terancam pemotongan enam poin di babak prakualifikasi Euro 2016. Selain itu denda materi sebesar 120 ribu euro (Rp 1,4 Miliar) juga menanti RFS.
"Kami berterima kasih kepada semua suporter Rusia yang bersedia memberikan dukungan. Namun kami juga menyadari bahwa suporter kami adalah yang terbaik, mereka bukan hooligans yang senang merusak," ucap juru bicara RFS.
Sayangnya, ada dua kasus tambahan yang bisa menyulitkan RFS untuk melakukan banding. Pertama temuan terbaru UEFA adalah teriakan rasis suporter Rusia kepada bek Ceko Theodor Gebre Selassie. Setiap kali Selassie memegang bola, suporter berteriak menyerupai monyet.
Sedang yang kedua adalah spanduk yang dibentangkan suporter Rusia saat timnya bermain di National Stadium Warsawa. Yakni tulisan "This is Russia" disertai kibaran bendera Sovyet. Hal tersebut tentunya mengacu dominasi politik Rusia terhadap pemerintah Polandia beberapa dekade lalu saat Perang Dingin masih berlangsung.
"Kami kira hukuman yang dijatuhkan kepada Rusia terlalu berat. UEFA juga harus melihat sikap suporter negara lain yang juga bertindak rusuh di dalam dan luar lapangan. Jangan pilih kasih," ucap juru bicara RFS.
Sementara itu, dari rilis resmi UEFA sebanyak 184 suporter Rusia masih dalam kurungan Polisi Polandia. Gara-gara kerusuhan itu, 24 orang terluka. Dan 10 diantaranya adalah anggota kepolisian. (dra)