PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Persiapan saat ini sudah mulai dilakukan Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Provinsi Riau jelang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) di Papua tahun ini. Dari 21 cabang olahraga yang dipertandingkan, Riau akan mengirimkan atlet untuk berpartisipasi di 18 cabor.
Popnas 2019 ini sendiri diperkirakan akan digelar pada akhir September atau awal Oktober nanti. Kontingen Riau diharapkan pada partisipasi di Papua nanti bisa mempertahankan capaian di Popnas Semarang tahun 2017.
Pada gelaran dua tahun lalu, Riau berhasil menduduki peringkat 5 dengan perolehan 14 medali emas, 15 perak dan 15 perunggu. Riau hanya kalah dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perolehan tersebut kala itu membuat Riau menjadi daerah terbaik di luar empat provinsi besar di Pulau Jawa.
Kepala Dispora Riau Doni Aprialdi kepada Riau Pos, Rabu (16/1) memaparkan, saat ini pihaknya sudah mulai mempersiapkan atlet yang akan dikirimkan ke Popnas nanti.’’Dari 21 cabang olahraga yang dipertandingkan, kita akan ikuti 18 cabor,’’ paparnya.
Cabor yang akan dipertandingkan dan diikuti Riau pada Popnas Papua adalah atletik, angkat besi, bola basket, bola voli indoor, bulutangkis, dayung, gulat, judo, karate, panahan, pencak silat, renang, sepak takraw, taekwondo, tenis meja, tinju, tarung derajat dan catur. Riau berkemungkinan besar tidak akan mengirim atlet untuk cabor sepakbola, tenis lapangan dan bola voli pasir.’’Tenis lapangan kita akan lihat perkembangan nya, kalau membaik mungkin akan dikirim,’’ kata Doni.
Tidaik diikuti nya semua cabor yang dipertandingkan pada Popnas oleh Riau kata Doni karena pertimbangan ketersediaan anggaran dan potensi meraih medali serta prestasi yang sudah diraih sepanjang tahun 2018. Salah satu yang menjadi tolak ukur adalah Popwil Aceh 2018.’’Dengan terbatas nya dana kita harus menunjukkan prestasi. Karena disini persaingan semakin ketat. Kuota atlet semakin sedikit. Pola Dispora meningkatkan prestasi tentu dengan menggugurkan yang tidak berprestasi. Karena itu atlet dan pelatih harus meningkatkan kualitas. Kita tidak bicara kuantitas lagi,’’ tegasnya.
Dia melanjutkan, atlet yang akan dikirimkan juga akan melalui seleksi yang ketat. Tak ada jaminan atlet lebih senior akan otomatis berangkat.’’Senior bisa tergerus dengan yang muda dan lebih potensial. Yang bicara sekarang prestasi. Dana terbatas bukan membuat kita jadi malas-malasan,’’ sambungnya.(ali)