MANCHESTER (RIAUPOS.CO) – Sir Jim Ratcliffe dilaporkan telah menyetujui kesepakatan membeli 25 persen saham Manchester United. Situasi itu membuat keluarga Glazer tetap memimpin kepemilikan Setan Merah.
Ratcliffe, 70 tahun, awalnya ingin mengambil alih Man United sepenuhnya. Namun, dirinya telah menyesuaikan tawarannya untuk mengakuisisi 25 persen setelah pembicaraan sempat terhenti mengenai penjualan.
Miliarder Qatar, Sheikh Jassim, juga disebut-sebut memiliki ketertarikan untuk mengakuisisi Setan Merah. Namun, dirinya mengundurkan diri dari pencalonan setelah gagal memenuhi penilaian Glazer terhadap klub tersebut.
Menurut Daily Mail, Ratcliffe yang merupakan penggemar Man United sejak kecil akan mengeluarkan dana sekitar 1,5 miliar poundsterling untuk menyelesaikan kesepakatan. Langkah itu dipandang sebagai langkah pertama menuju pengambilalihan bertahap. Dia akan mengendalikan operasi sepak bola dengan tujuan membawa keluarga Glazer keluar dari Old Trafford.
Klub tersebut saat ini bernilai 6 miliar poundsterling, dan keluarga Glazer telah mengumumkan rencana penjualan sejak setahun silam. Terlepas dari minat mereka untuk menjual, keluarga Glazer menolak berpisah dengan klub, apalagi menjualnya di bawah harga dari penilaian mereka. Itu mereka buktikan ketika menolak tawaran Sheikh Jassim senilai 5 miliar poundsterling pada April 2023.
Kedatangan Ratcliffe dipercaya akan menandai era baru bagi klub, karena mereka berupaya memanfaatkan kekayaannya sebesar 30 miliar poundsterling untuk mengatasi fasilitas di klub dan kekurangan dalam skuad.
Miliarder kelahiran Oldham ini sebelumnya dikaitkan dengan kepindahan untuk mengambil alih Chelsea pada tahun lalu, namun kini dia membawa kekayaannya ke Old Trafford seiring dengan bertambahnya daftar investasi olahraga yang dimilikinya, termasuk klub Ligue 1, OGC Nice, dan tim Formula 1, Mercedes.
Berbicara kepada saluran YouTube INEOS pada September 2023, Ratcliffe mengomentari potensi pengambilalihan.
"Tawaran Manchester United tidak akan terpikirkan dua atau tiga tahun yang lalu jika kita tidak memiliki beberapa pengalaman, beberapa di antaranya pengalaman yang cukup sulit dengan Lausanne dan Nice.”
"Anda tidak bisa berpikir untuk mengakuisisi merek seperti Manchester United dan kegagalan tersebut terlalu umum dan menyiksa, gagal dalam kesepakatan seperti itu."
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman
