Laporan DENNI ANDRIAN, Pekanbaru denniandrian@riaupos.co
Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Riau memastikan tak akan memenuhi kuota yang ditetapkan KONI Riau yakni 18 atlet sesuai nomor yang dipertandingkan di PON XVIII. Hal ini diungkapkan sekretaris Perpani Riau, Nefos.
‘’Kami punya prinsip untuk apa mengikutkan atlet semuanya kalau tak punya peluang meraih medali. Kami hanya masukan atlet yang berpotensi saja ke skuad inti PON,’’ ujarnya kepada Riau Pos.
Saat ini, Perpani Riau memiliki 16 atlet yang sedang menjalani pemusatan latihan daerah (Pelatda) PON. Jumlah ini akan dikurangi lagi untuk menjadi skuad 100 persen panahan Riau di PON nanti.
‘’Bisa enam, bisa sembilan dan bisa 12 orang,’’ ujar Nefos.
Rencananya, atlet yang masuk skuad inti tersebut akan mengikuto tes fisik di Stadion UIR Marpoyan. Terkait target, Perpani Riau belum bisa memberikan kepastian. Namun, Nefos sempat mengatakan kans untuk merebut medali ada di nomor compound.
‘’Mengapa nomor compund? Sebab atlet yang ikut di nomor ini sedikit. Kalau di nasional dan pita cukup banyak jadi persaingan cukup berat,’’ ujarnya.
Pelatih Jadi Atlet
Namun, persiapan panahan Riau menghadapi PON tak berjalan mulus. Delapan bulan jelang PON, pelatih Muslim mundur dan memutuskan jadi atlet. ‘’KONI menetapkan tak boleh rangkap jabatan makanya Muslim pilih jadi atlet,’’ ujar Nefos.
Hal ini diakui Muslim. ‘’Ya, saya diminta memilih salah satu, apakah jadi atlet atau pelatih di PON nanti karena tak boleh dua-duanya oleh KONI. Jadi saja pilih jadi pelatih saja. Tapi, itu pun tergantung izin Dispora Riau,’’ tuturnya.
Mengapa izin Dispora Riau? Ya, Muslim merupakan pelatih Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Panahan binaan Dispora Riau. Muslim juga mantan atlet dan berhasil merebut medali perak di PON XVII Kalimantan Timur tahun 2008. Jadi, kans Riau untuk merebut medali masih terbuka lewat dirinya.(ted)