MISANO (RIAUPOS.CO) - Pelan tapi pasti, salah satu pembalap motor terbaik dalam sejarah balap, Valentino Rossi, menua. Dia mulai kalah cepat dari para pembalap muda, termasuk para anak didiknya. Di Sirkuit Marco Simoncelli, Misano, Ahad (13/9/2020) hal itu terbukti. Rossi gagal naik podium setelah di lap terakhir didahului pembalap muda Suzuki, Joan Mir.
Namun, Rossi tak berkecil hati. Dia sudah menyiapkan pembalap-pembalap muda yang akan menjadi penerusnya. Salah satunya adalah adiknya, Luca Marini.
Dirangkum dari berbagai sumber termasuk dari CNN, Marini punya berpeluang menjadi juara Moto2 2020 sekaligus meneruskan tongkat estafet keluarga dari Rossi. Marini sudah empat musim tampil reguler di Moto2, namun belum sekali pun masuk di posisi lima besar.
Perubahan mulai terlihat pada akhir musim lalu dengan dua gelar juara di Thailand dan Jepang. Sinyal positif Marini berlanjut ke awal musim ini. Sempat gagal finis di Qatar, Marini kemudian juara di Spanyol dan menjadi runner-up di Andalusia dan Austria.
San Marino pun menjadi bukti terakhir daya saing Marini yang membuat sosok 23 tahun itu tampil sebagai pemimpin klasemen pembalap Moto2 dengan 112 poin, unggul 17 poin atas Enea Bastianini, yang juga penghuni VR46 Academy, akademi balap milik Rossi.
Posisi Marini di puncak klasemen tak dapat diikuti Rossi. The Doctor yang berpeluang naik podium di MotoGP San Marino sekaligus memperbaiki posisi di klasemen pembalap MotoGP harus puas menempati peringkat keempat dan masih terpaku di luar peringkat lima besar.
Di saat Rossi mulai meredup di usia senja, Marini menampilkan performa yang menjanjikan untuk meneruskan nama baik keluarga di lintasan balap. Marini yang merupakan adik tiri Rossi mendapat ilmu mengaspal dari pemilik sembilan juara dunia dalam akademi VR46.
Hubungan Marini dan Rossi pun cukup akrab, bahkan usia yang terpaut jauh tidak membuat keduanya berjarak. Dengan koneksi yang baik, tak dipungkiri jika Marini mendapat banyak ilmu mengenai dunia balapan dari sang kakak.
Tak melulu hal-hal mengenai balapan berasal dari Rossi, pilihan Marini serius melakoni dunia balap adalah keputusan mandiri yang tak pernah ia sesali. Padahal Marini kecil juga suka sepakbola.
Keseriusan Marini ngebut di trek aspal kini mulai menyita perhatian karena prestasi yang ditampilkan setelah belajar dari musim-musim sebelumnya.
Tak heran jika performa menjanjikan yang ditampilkan Marini membuat tim MotoGP melirik pembalap yang sudah start 79 kali di Moto2, seperti rumor yang bergulir belakangan ini.
Seandainya Rossi benar-benar masih mau bertahan lebih dari satu musim lagi, bukan tak mungkin duet dengan Marini akan menjadi kenyataan.
Sumber: MotoGP/CNN/Crash
Editor: Hary B Koriun